Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Rapor Merah Ekonomi China Akibat Salah Ambil Kebijakan Covid-19

Berikut 4 rapor merah ekonomi China lantaran pemerintah yang dinilai salah ambil kebijakan penanganan Covid-19.
Pekerja dengan alat pelindung diri (APD) duduk di kendaraan yang diubah menjadi stasiun pengujian Covid-19 seluler selama lockdown di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg
Pekerja dengan alat pelindung diri (APD) duduk di kendaraan yang diubah menjadi stasiun pengujian Covid-19 seluler selama lockdown di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Data ekonomi China menunjukkan penurunan pertumbuhan yang nyata pada akhir tahun 2022 setelah pemerintah China mengubah kebijakan Covid-19 atau Zero Covid Policy secara tiba-tiba.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (16/1/2023), lonjakan infeksi Covod-19 pada bulan Desember 2022 berdampak buruk pada perekonomian. Data terbaru menunjukkan kemerosotan aktivitas ke tingkat yang sebanding ketika China menerapkan lockdown pada musim semi tahun lalu.   

PDB China sepanjang 2022 atau setahun penuh hanya tumbuh 2,7 persen 2022. Realisasi jauh di bawah target ambisius pemerintah sekitar 5,5 persen dan sedikit di atas kenaikan 2,2 persen yang dibukukan pada tahun 2020, ketika pandemi pertama kali melanda dunia. 

Perekonomian China anjlok akibat langkah-langkah pengendalian Covid pada 22, mulai dari dari penguncian skala penuh di tempat-tempat seperti Shanghai hingga pembatasan yang menyulitkan penduduk setempat untuk bepergian dan pabrik-pabrik untuk memindahkan barang-barang mereka ketika infeksi melonjak. 

Ada tanda-tanda gelombang infeksi di kota-kota besar seperti China dan Guangzhou kini telah memuncak dan aktivitas telah pulih kembali dalam beberapa minggu terakhir.

Survei Bloomberg mengungkapkan perkiraan terhadap para ekonom untuk pertumbuhan PDB meningkat menjadi 4,8 persen pada tahun 2023, meskipun beberapa bank besar seperti Morgan Stanley, Bank of America dan Citigroup Inc. memperkirakan pertumbuhan akan mendekati 5,5 persen atau lebih tinggi.

Bank Rakyat China menambahkan lebih sedikit uang tunai dari yang diharapkan ke dalam sistem perbankan melalui pinjaman kebijakan dan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada hari Senin, menunjukkan antisipasi karena berusaha untuk menghindari stimulasi berlebihan terhadap transisi ekonomi menuju aktivitas isasi. 

Berikut 4 Rapor Merah Ekonomi China Sepanjang 2022

1. Penjualan Ritel

Data frekuensi tinggi menunjukkan penurunan tajam dalam mobilitas di kota-kota besar di China pada bulan Desember karena kasus Covid melonjak. Sentimen konsumen juga anjlok, setelah mencapai rekor terendah pada bulan-bulan sebelumnya. Meningkatnya pengangguran dan pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat pada 2022 telah membuat rumah tangga berhati-hati tentang pengeluaran

Penjualan mobil mulai membaik pada bulan Desember 2022, sebagian besar karena peningkatan kendaraan listrik karena keringanan pajak yang diberikan untuk pembeli mobil tersebut terus mendorong pembelian.

Asosiasi Mobil Penumpang mengungkapkan penjualan kendaraan secara keseluruhan di China meningkat 2,4 persen pada bulan Desember dari tahun sebelumnya menjadi 2,19 juta. Ekonom memperkirakan penjualan ritel berkontraksi 0,8 persen untuk setahun penuh pada tahun 2022 setelah naik 12,5 persen pada tahun 2021.

2. Produksi Industri

Aktivitas pabrik hampir tidak tumbuh pada Desember 2022, ekonom mengungkapkan hal ini karena masalah rantai pasokan dan logistik menyusul lonjakan kasus Covid. Permintaan global yang lemah untuk ekspor juga telah membebani produksi. Dengan demikian, tanda-tanda itu akan terus menjadi hambatan bagi perekonomian tahun ini.

Ekonom memperkirakan produksi industri meningkat pada laju terlemah sejak April, ketika turun 2,9 persen karena penguncian di Shanghai dan di tempat lain.

3. Investasi Aset Tetap

Investasi aset tetap telah didukung oleh pengeluaran yang lebih kuat dalam infrastruktur dan pertumbuhan manufaktur yang masih sehat. Investasi properti merupakan hambatan utama tahun lalu, di tengah memburuknya kemerosotan di sektor ini. 

Meskipun regulator telah meningkatkan dukungan untuk pasar properti, efek dari upaya-upaya baru ini berjalan lambat, dengan penjualan rumah yang masih jatuh pada bulan Desember.

4. Pekerjaan dan Populasi

Angka pekerjaan tetap menjadi fokus utama karena bisnis di China telah dipaksa untuk mengurangi pekerja, membekukan perekrutan atau bahkan menutup pintu mereka untuk sementara atau permanen. 

Tingkat pengangguran bulan Desember kemungkinan tetap berada di atas batas atas pemerintah untuk 2022 di bawah 5,5 persen. Tingkat pengangguran kaum muda untuk mereka yang berusia antara 16 dan 24 tahun akan dipelajari dengan cermat untuk tanda-tanda pelonggaran lebih lanjut setelah mencapai rekor sekitar 20 persen selama tahun lalu.

Para ahli mengatakan China juga dapat mempublikasikan angka populasi resmi pada hari Selasa, yang kemungkinan akan menunjukkan kontraksi untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, sebuah tonggak penting yang akan memiliki dampak jangka panjang bagi perekonomian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper