Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Sektor Penerbangan Pulih Lebih Cepat pada 2023

Alvin Lie menyebutkan sejumlah alasan pemulihan sektor penerbangan bisa lebih cepat pada 2023.
Ilustrasi. Penumpang pesawat berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. /Bisnis.com
Ilustrasi. Penumpang pesawat berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemulihan industri penerbangan berpeluang bergerak lebih cepat pada tahun ini. Meski demikian, sentimen harga bahan bakar dan nilai tukar rupiah membayangi prospek positif tersebut.

Pemerhati penerbangan Alvin Lie memaparkan kondisi pandemi virus Covid-19 yang telah terkendali dan dihapuskannya PPKM akan mengakselerasi pemulihan industri angkutan udara sepanjang tahun ini.

Menurutnya, mobilitas masyarakat akan meningkat seiring dengan syarat bepergian dengan pesawat yang semakin mudah. Dengan peningkatan mobilitas, Alvin optimistis pertumbuhan jumlah penumpang pesawat akan berlanjut pada 2023.

"Saya prediksi pertumbuhan penumpang pesawat akan lebih cepat dari prediksi semula [pada 2024]. Tahun ini sepertinya sudah bisa kembali ke level saat 2019," katanya saat dihubungi, Kamis (12/1/2023).

Alvin melanjutkan pertumbuhan tersebut tidak hanya akan terjadi pada penumpang domestik, tetapi juga internasional. Beberapa negara tercatat juga telah melonggarkan pembatasan mobilitas masyarakat dari pandemi virus Covid-19.

Hal tersebut juga akan dibarengi dengan upaya pemulihan kinerja maskapai penerbangan. Alvin menuturkan, maskapai - maskapai tersebut akan menambah armadanya untuk mengantisipasi kenaikan jumlah penumpang serta memanfaatkan peluang pertumbuhan kinerja pada tahun ini.

Di sisi lain, Alvin menilai masih ada beberapa tantangan yang berpotensi menekan pemulihan angkutan udara. Dia menuturkan harga avtur saat ini cenderung masih tinggi meskipun harga minyak dunia telah berada di bawah level US$80 per barel.

Menurutnya level harga avtur yang masih tinggi membuat harga tiket pesawat tetap mahal. Hal ini juga ditambah dengan tren pelemahan nilai tukar rupiah yang akan berdampak pada kegiatan operasional pesawat.

Alvin menuturkan jika nilai tukar dan harga bahan bakar tidak kunjung membaik, maka harga tiket pesawat akan sulit menurun. Hal ini berpotensi menekan minat masyarakat untuk menggunakan pesawat.

"Apalagi, daya beli masyarakat juga belum pulih sepenuhnya dari pandemi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper