Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Resesi Global, Ini Strategi Pemerintah Tarik Investor ke KEK

Berikut strategi pemerintah untuk tarik investor ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) saat ada ancaman resesi global.
Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020). Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional pada Kuartal III 2020 pemerintah akan menggelontorkan paket stimulus untuk pariwisata dalam bentuk diskon tiket pesawat ke destinasi wisata serta insentif pajak hotel atau restoran dengan alokasi anggaran hingga Rp25 triliun. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020). Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional pada Kuartal III 2020 pemerintah akan menggelontorkan paket stimulus untuk pariwisata dalam bentuk diskon tiket pesawat ke destinasi wisata serta insentif pajak hotel atau restoran dengan alokasi anggaran hingga Rp25 triliun. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah terus memantapkan strategi untuk merealisasikan investasi dalam pengembangan 20 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di seluruh Indonesia, meskipun saat ini dunia dilanda ancaman resesi

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan saat ini pihaknya terus mendorong seluruh KEK, baik industri dan pariwisata, untuk meningkatkan kinerja investasi

“Kami akan terus mendorong semua KEK untuk meningkatkan investasi dan mendorong pengembangan kawasannya,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (12/1/2023).

Susiwijono juga mendorong pengelola kawasan untuk mengambil langkah strategis untuk menghadirkan investor ke dalam kawasan.

Pada 2022 tercatat jumlah investasi yang dilakukan pengelola kawasan dan investor di KEK secara akumulasi sejak awal hingga akhir 2022 sebesar Rp113,2 triliun. 

“Kami dorong pengelola kawasan untuk segera mengambil langkah strategis dalam merealisasikan investasi pembangunan kawasannya, dan upaya untuk menghadirkan investor ke dalam kawasan. Kami secara aktif melakukan evaluasi dan membantu menyelesaikan beberapa kendala teknis,” tambahnya. 

Adapun, sebagai evaluasi dari realisasi investasi dan pengembangan KEK selama 2022, ditemukan sejumlah hambatan seperti masalah penguasaan, kurangnya dukungan infastruktur dari pemerintah, dan pengelolaan lahan serta kurangnya kemampuan badan usaha pengembang dalam penyediaan pendanaan. 

Selain itu, juga kurangnya kapasitas manajemen dan belum adanya rencana bisnis dalam menarik investasi. Pemberian insentif yang kurang membuat investor kurang berminat untuk menanamkan investasinya. 

Untuk semakin menarik investor, pemerintah melalui Dewan Nasional KEK memberikan arahan untuk ada penyesuaian regulasi dan kemudahan terkait perizinan investasi melalui sistem OSS. 

Strategis lainnya yaitu juga menyiapkan skema pembiayaan melalui Skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE) dan Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Secara keseluruhan, beberapa KEK sejauh ini sudah berjalan cukup optimal, namun masih ada Sebagian yang perlu didorong agar dapat berkembang secara signifikan antara lain yakni KEK Morotai, KEK Sorong, KEK MBTK (Maloy Batuta Trans Kalimantan), dan KEK Likupang.

“Ada beberapa KEK yang sudah berjalan cukup optimal yang akan lebih didorong, seperti KEK Galang Batang, Kendal, Gresik, Sei Mangkei, Mandalika, Nongsa, dan BAT [Batam Aero Technic],” jelasnya. 

Untuk 2023, Dewan Nasional KEK menargetkan realisasi investasi pengelola kawasan dan investor di KEK sebesar Rp61,9 triliun, atau dua kali lipat dari capaian selama 2022 sebesar Rp30,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper