Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Bank Dunia 2023: Ekonomi AS & Eropa Stagnan, Rusia Resesi

Simak ramalan Bank Dunia (World Bank) soal pertumbuhan di AS dan Eropa. Termasuk Rusia yang diprediksi alami resesi 2023.
Presiden Bank Dunia David Malpass/Reuters
Presiden Bank Dunia David Malpass/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia atau World Bank memprediksikan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa, akan melambat pada tahun ini, Bahkan, ekonomi Rusia diramal bakal terjun ke dalam jurang resesi pada 2023. 

Berdasarkan laporan Bank Dunia dalam Global Economic Prospects yang terbit pada Januari 2023, proyeksi gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB) negara maju seperti Amerika Serikat terpantau melambat pada 2023 dibandingkan dengan 2022. 

Tercatat proyeksi Bank Dunia terkait pertumbuhan ekonomi AS Serikat pada 2023 sebesar 0,5 persen. Proyeksi tersebut turun dari capaian pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang tercatat sebesar 1,9 persen. 

"Negara-negara di Uni Eropa diproyeksikan akan stagnan dengan tidak menunjukkan peningkatan sama sekali atau 0 persen pada 2023," ungkap laporan Bank Dunia yang dikutip, Rabu (11/1/2023).  

Bahkan, dari negara-negara yang diproyeksikan perkembangan ekonominya oleh Bank Dunia, Rusia menjadi satu-satunya yang akan memiliki pertumbuhan ekonomi minus, yaitu -3,3 persen. Dengan demikian, Bank Dunia meramal Rusia akan mengalami resesi pada tahun ini. 

Sementara itu, proyeksi GDP atau pertumbuhan ekonomi tertinggi sepanjang 2023 diraih oleh India, yaitu 6,6 persen. 

Inflasi yang sangat tinggi telah memicu secara tidak terduga pengetatan kebijakan moneter yang cepat dan sinkron di seluruh dunia untuk menahannya, termasuk di seluruh negara maju. 

“Meskipun pengetatan ini diperlukan untuk stabilitas harga, kondisi ini telah berkontribusi pada memburuknya kondisi keuangan global secara signifikan, yang memberikan hambatan besar pada aktivitas ekonomi,” tulis laporan tersebut. 

Hambatan ini akan semakin dalam mengingat jeda antara perubahan kebijakan moneter dan dampak ekonominya, dan fakta bahwa suku bunga riil diperkirakan akan terus meningkat.

Beberapa ekonom memproyeksikan The Fed masih akan terus mengerek suku bunga pada 2023 di angka maksimal 5,5 persen meski nantinya inflasi mengalami penyusutan, seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (11/1/2023), 

Sementara itu, Bank Dunia mengatakan bahwa inflasi global telah didorong lebih tinggi oleh tekanan permintaan, termasuk dari efek tertinggal dari dukungan kebijakan sebelumnya, dan keterbatasan pasokan, termasuk gangguan pada rantai pasokan global dan ketersediaan komoditas utama. 

Di beberapa negara, inflasi juga dipicu oleh depresiasi mata uang yang besar relatif terhadap dolar AS, serta kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.

Meski tiga negara penggerak utama perekonomian dunia, AS, Eropa, dan China, sedang mengalami pelemahan dan akan berdampak buruh bagi pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang (EMDE), Indonesia diproyeksi masih tumbuh lebih baik dari ketiga negara tersebut. 

Bank Dunia mencatat pertumbuhan Indonesia pada 2023 masih akan positif di level 4,8 persen. 

Untuk itu, Bank Dunia melihat prospek global yang lemah dan risiko penurunan yang meningkat menyoroti tantangan yang dihadapi pembuat kebijakan (policy maker) di seluruh dunia. 

"Memang perlu dilakukan tindakan mendesak untuk menahan laju inflasi, namun bank sentral di negara maju dan EMDE perlu mempertimbangkan kemungkinan dampak lintas batas dari tindakan otoritas moneter lainnya dapat memperketat kondisi keuangan lebih dari yang diharapkan," kata Bank Dunia dalam laporan tersebut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper