Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah ekonom memperkirakan bahwa perekonomian Amerika Serikat sudah di ambang resesi pada tahun 2023.
Mantan Presiden Federal Reserve (The Fed) New York John Williams mengatakan resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) sangat mungkin terjadi pada tahun ini.
"Yang berbeda kali ini adalah jika AS mengalami resesi, ini akan menjadi resesi yang disebabkan oleh Fed dan Fed dapat mengakhiri resesi tersebut dengan melonggarkan kebijakan moneter." jelas John sebagaimana dilansir dari Bloomberg pada Rabu (4/1/2023).
Bank sentral AS menaikkan suku bunga secara agresif tahun lalu untuk mengekang inflasi tertinggi dalam empat dekade dan mengatakan akan terus melakukannya sampai inflasi terkendali.
Dudley yang juga penasihat senior Bloomberg Economics menilai The Fed perlu menaikkan tingkat pengangguran untuk memperlambat ekonomi guna melonggarkan pasar tenaga kerja dan menurunkan inflasi upah ke level yang konsisten dengan target inflasi 2 persen.
Perkiraan jatuhnya ekonomi AS ke jurang resesi juga ditunjukkan survei Wall Street Journal terhadap 23 ekonom bank-bank besar AS. Dalam survei ini, dua pertiga ekonom memperkirakan resesi akan terjadi tahun ini.
Baca Juga
Bank-bank besar dan perusahaan finansial besar tersebut antara lain Barclays PLC, Bank of America Corp, TD Securities dan UBS Group AG.
"Kami memperkirakan penurunan pertumbuhan PDB global pada tahun 2023, dipimpin oleh resesi di AS dan zona euro," tulis para ekonom di BNP Paribas SA seperti dikutip Wall Street Journal.
Sebagian besar ekonom tersebut mencermati sejumlah indikator yang menunjukkan alarm resesi, antara lain berkurangnya tabungan pribadi warga Amerika, penurunan pasar perumahan, dan pengetatan standar kredit perbankan.
Kekhawatiran ini sejalan dengan langkah agresif The Fed untuk memerangi inflasi yang melonjak tahun lalu. Seperti diketahui, the Fed menaikkan suku bunga acuan dari level nol persen pada Maret ke kisaran 4,25-4,5 persen pada Desember 2022.
Dari ekonom yang disurvei, hanya lima ekonom bank yang mengatakan bahwa resesi tidak akan terjadi pada tahun 2023 atau 2024, antara lain dari Credit Suisse, Goldman Sachs, HSBC, JPMorgan Chase, dan Morgan Stanley.
Ekonom Senior Credit Suisse Jeremy Schwartz memperkirakan bahwa sejumlah indikator utama yang secara historis dapat diandalkan mengirimkan sinyal resesi.
“Tetapi dalam pandangan kami, langkah-langkah ini tidak dapat mengukur risiko resesi dengan benar di kondisi saat ini,” ungkap Schwartz seperti dilansir Daily Mail.