Bisnis.com, JAKARTA – Laju inflasi Jerman turun ke level satu digit pada Desember 2022 menyusul langkah pemerintah yang memberikan subsidi harga gas untuk rumah tangga.
Kantor Statistik Jerman atau Destatis mencatat inflasi turun menjadi 8,6 persen pada bulan Desember 2022 dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Sementara itu, inflasi Jerman sepanjang tahun 2022 mencapai 7,9 persen, level level tertinggi sejak reunifikasi Jerman pada tahun 1990. Inflasi tahunan ini jauh melonjak dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 3,1 persen.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (3/1/1022), inflasi bulan Desember ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan November yang mencapai 10 persen. Selain itu, inflasi juga berada di bawah proyeksi analis sebesar 9,1 persen.
Kepala ekonom Commerzbank AG Joerg Kraemer mengatakan laju inflasi kemungkinan tetap tinggi sepanjang tahun ini. Dia memperkirakan kebijakan subsidi pemerintah Jerman memangkas inflasi sebesar 1,2 poin persentase.
"Dalam lingkungan ekspektasi inflasi yang masih belum terkendali, serikat pekerja kemungkinan dapat menuntut kenaikan upah yang jauh lebih tinggi, dan perusahaan lebih mudah menaikkan harga jual,” ungkap Kraemer.
Baca Juga
Data inflasi Jerman ini memberikan gambaran bagi investor mengenai proyeksi inflasi zona euro yang akan dirilis pada hari Jumat. Inflasi Jerman yang hampir lima kali lipat dari target Bank Sentral Eropa ini menunjukkan besarnya tantangan yang dihadapi oleh para pejabat dalam mengendalikan kenaikan harga.
Pembuat kebijakan termasuk Presiden Bundesbank Joachim Nagel telah menegaskan bank sentral akan melakukan serangkaian pengetatan lanjutan sebagai tanggapan atas masih tingginya inflasi. Hal ini diperkirakan dapat memperpanjang serangkaian kenaikan suku bunga ECB setidaknya hingga 100 basis poin dalam dua pertemuan kebijakan mendatang.
Bundesbank memprediksi inflasi akan tetap di atas 7 persen pada tahun 2023 dan telah memperingatkan agar tidak salah menafsirkan laporan data tunggal sebagai pergeseran tren.
"Inflasi di Jerman tidak lagi hanya inflasi harga energi, tetapi telah mempengaruhi hampir semua barang dan jasa," kata Friedrich Heinemann, ekonom lembaga penelitian ZEW.