Bisnis.com, JAKARTA — Mungkin tidak ada yang mengira tahun ini akan menjadi masa keemasan yang paling membahagiakan bagi industri batu bara. Kendati dicap sebagai sumber energi kotor yang 'katanya' mulai ditinggalkan, nyatanya emas hitam itu malah menjadi buruan banyak negara.
Di tengah dorongan dan kesepakatan negara-negara di dunia untuk segera meninggalkan batu bara sebagai sumber energi serta beralih ke komoditas yang lebih bersih dan ramah lingkungan, pamor batu bara Indonesia justru kian moncer.
Ditambah lagi, kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia—Ukraina yang berdampak pada krisis energi di banyak negara membuat batu bara Indonesia 'di atas angin'. Harga batu bara acuan (HBA) Indonesia bahkan sempat mencapai puncak tertinggi pada Oktober 2022, setidaknya dalam 12 tahun terakhir.
Ulasan tentang bagaimana peran dan kelangsungan industri batu bara yang selama ini menjadi sumber energi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Jumat (30/12/2022):
Semarak IPO & Arah IHSG Tutup Tahun
Performa yang ditorehkan pasar saham sepanjang 11 bulan harus tergerus dipenghujung tahun. Meskipun gerak dinamis saham itu tidak menyurutkan niat aksi korporasi IPO mencapai level tertinggi.
Sepanjang 2022 pasar saham bergerak dinamis, sempat mencapai puncak 7.300 pada September. Meskipun kemudian melandai hingga kisaran 6.800 hingga akhir tahun ini. Aksi intial public offering atau IPO justru mencapai level tertinggi dari sisi jumlah emiten anyar, yakni dengan 59 perusahaan.
Transaksi perdagangan di pasar saham juga cukup bergairah yang ditandai dengan kenaikan rata-rata nilai transaksi harian yang menembus Rp14 triliun. Kenaikan itu tidak terlepas dari pertumbuhan jumlah investor di pasar modal yang melampaui 10 juta.
Arus modal asing cukup deras dengan aksi beli bersih Rp63,04 triliun sepanjang 2022, meskipun sebelum penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Haraga Saham Gabungan (IHSG) masih menguat 4,23 persen yang parkir di level 6.860.
Masa Emas Batu Bara dan Pilah-Pilah Saham Sektor Batu Bara
Tak bisa dimungkiri, perang berkepanjangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat negara-negara di Eropa mengalami krisis energi. Meskipun energi baru dan terbarukan (EBT) terus didorong penggunaannya untuk menggantikan energi fosil demi mencapai netral karbon, nyatanya hingga kini tidak dapat diandalkan.
Banyak negara malah berebut emas hitam untuk bahan bakar pembangkit listriknya. Seperti yang diungkapkan Presiden Joko Widodo, sejumlah perdana menteri dari lima negara sahabat meminta dikirimkan batu bara dari Indonesia untuk menjamin keberlanjutan listrik dan industri di negaranya yang terdampak sentimen larangan impor energi dari Rusia.
Bagi Indonesia, peningkatan kebutuhan batu bara global tentu saja membuka peluang ekspor baru sekaligus memperkuat neraca dagang. Apalagi, Indonesia juga masuk sebagai salah satu negara pemasok batu bara kualitas tinggi ke Uni Eropa meskipun tidak banyak.
Sejalan dengan itu, harga saham emiten batu bara di pasar modal telah mengalami peningkatan signifikan hingga cenderung mahal saat ini. Kondisi tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan komoditas energi, termasuk batu bara ketika memasuki musim dingin.
Prospek Cuan Investasi Properti dan Bantuan Pembiayaan Perumahan
Investasi properti di kawasan Asia Pasifik diproyeksi melemah hingga 10 persen pada 2023. Namun, Jepang dengan suku bunga negatifnya dan Singapura sebagai rumah kedua para pendatang masih menjadi primadona. Bahkan Indonesia juga dinilai akan bertahan.
Chief Research Officer Asia Pacific JLL Roddy Allan mengatakan optimisme investor akan pemulihan pasca pandemi yang akan segera berakhir kini beralih pada sikap kehati-hatian di tengah inflasi, suku bunga, dan geopolitik.
JLL memproyeksi Jepang sebagai tujuan investasi paling menarik. Hal tersebut di dukung pelemahan Yen ditambah dengan suku bunga yang rendah. Sementara itu, status Singapura sebagai tempat berlindung yang aman dan fundamental properti yang sehat akan terus menarik modal investasi.
Di sisi lain, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan mengungkapkan bahwa program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) telah berakhir pada 2022 dan tidak akan dilanjutkan pada 2023.
Mengejar Target 19.000 Kendaraan Bergas
Elektrifikasi mobilitas bukan satu-satunya jalan menuju Net Zero Emission 2060. Ketika konversi kendaraan menjadi bertenaga listrik tak kunjung menyengat, program pengubahan menjadi berbahan bakar gas dihidupkan lagi.
PT Pertamina Gas Negara Tbk. (PGN), anggota subholding gas Pertamina, menargetkan konversi 1.000 unit truk/bus dalam 5 tahun ke depan. Secara bertahap, konversi ke BBG juga akan dilakukan pada kendaraan kecil sekitar 18.000 unit.
Sejauh ini, PGN telah menargetkan perluasan pemanfaatan BBG untuk transportasi darat dalam 5 tahun ke depan.
PGN melakukan inovasi dalam menyediakan stasiun pengisian bahan bakar gas bergerak (SPBG mobile), dan pengadaan armada truk LNG/CNG untuk mengakselerasi bauran energi dari gas, baik untuk transportasi maupun industri.
DDF adalah kombinasi dari bahan bakar Solar dan CNG (compressed natural gas). Implementasi penggunaan CNG merupakan sinergi dalam kerangka transisi energi yang dijalankan PT Pertamina Patra Niaga selaku pengelola mobil tangki logistik dan PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk. selaku penyedia CNG.
Gelombang PHK Bayangi Industri Padat Karya pada 2023
Di tengah gegap gempita sejumlah sektor menangkap cuan menjelang pergantian tahun, industri padat karya malah gigit jari. Proyeksi penurunan permintaan dari pasar ekspor tahun depan memberi sinyal bahaya bagi kelangsungan hidup perusahaan, hingga memicu gelombang pemutusan hubungan kerja.
Potensi merosotnya permintaan produk padat karya RI pada 2023 mulai terlihat di akhir tahun ini. Permintaan produk alas kaki di pasar global misalnya, anjlok hingga 40 persen sebelum tutup tahun. Kondisi serupa turut dialami oleh pabrik furnitur dan tekstil.
Badan Pusat Statistik secara gamblang mendapati adanya penurunan ekspor pakaian dan rajutan (HS 61) sebelum peralihan tahun. Pada Agustus 2022 misalnya, ekspor produk tersebut menyentuh level US$447,88 juta. Kemudian turun menjadi US$310 juta pada September.
Begitupun ekspor alas kaki secara konsisten melemah dalam tiga bulan terakhir berdasarkan BPS. Ekspor produk dengan kode HS64 tersebut membukukan nilai ekspor US$683,36 juta pada Agustus. Kemudian melemah menjadi US$651,45 juta pada September dan berlanjut turun hingga level US$627,55 juta pada Oktober.