Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Suharso: Data Jadi Salah Satu Kunci Pembangunan

Suharso menyampaikan data merupakan jenis kekayaan baru bagi bangsa Indonesia.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat menemui awak media di Indonesia Development Forum 2022 di Movenpick Jimbaran, Bali, Senin (21/11/2022)/BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat menemui awak media di Indonesia Development Forum 2022 di Movenpick Jimbaran, Bali, Senin (21/11/2022)/BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Grand Launching Portal Satu Data Indonesia menyebut data menjadi salah satu kunci penting dalam pembangunan. 

Suharso, mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 16 Agustus 2019 lalu menyampaikan, data merupakan jenis kekayaan baru bagi bangsa Indonesia.

“Beliau juga menyampaikan data itu seperti minyak baru, seperti new oil, bahkan lebih berharga dari minyak,” kata Suharso di Hotel Westin, Jakarta, Jumat (23/12/2022).

Lebih lanjut dia menuturkan, data masih menjadi masalah bagi Indonesia. Pasalnya, setiap kementerian/lembaga mengeluarkan datanya masing-masing sehingga tidak ada kesamaan data. Menurut dia, data yang sama diproduksi oleh institusi yang berbeda akan menghasilkan data yang berbeda, sehingga tidak tahu data mana yang akan dipakai untuk pengambilan keputusan.

Untuk itu, Jokowi dalam Perpres Nomor 39/2019 tentang Satu Data Indonesia menugaskan seluruh kementerian/lembaga serta pemerintah daerah (pemda) untuk bekerja sama, berkolaborasi, serta menata kelola penyelenggaraan data di Indonesia.

“Yang paling penting adalah membuat data pembangunan itu valid, kredibel, akurat, mutakhir, dan mudah di akses,” tegasnya.

Kendati demikian, diakui Suharso tidak mudah untuk menyamakan data antar kementerian/lembaga hingga pemda. Sebab, ada berbagai tantangan yang dihadapi dalam penatakelolaan data yang begitu beragam di tanah air, mulai dari tantangan teknis maupun non teknis. 

Oleh karena itu, diperlukan sebuah standarisasi data, baik secara konsep maupun metodologinya yang mengacu pada kode referensi yang disepakati.

“Itu sebuah keniscayaan termasuk nanti bagaimana keinginan kita untuk mau pakai dan membagikan data itu. Sampai tingkat mana data itu bisa kita bagi dan pakai,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper