Bisnis.com, KULONPROGO – Pemerintah melalui Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan menegaskan dukungannya untuk terus memberikan dukungan kepada para pelaku usaha perempuan yang bergerak di segmen mikro dan ultra mikro.
Memperingati Hari Ibu yang jatuh pada Kamis (22/12/2022), Kementerian Keuangan menggelar talkshow dengan mengusung tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” pada Kamis (22/12/2022), di Kulonprogo, DI Yogyakarta.
Dalam acara peringatan hari ibu kali ini, Ibu Menteri Keuangan menyampaikan pesan kunci mengenai peran penting perempuan terhadap kemajuan bangsa serta dukungan Pemerintah terhadap pemberdayaan perempuan khususnya pelaku usaha melalui berbagai program seperti KUR, PMN, Pembiayaan UMi, Pembiayaan Ekspor, serta pemberdayaan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan melalui program U-fine.
Direktur Utama PIP Ririn Kadariyah menyebutkan bahwa dari sekitar 64 juta pelaku usaha di Indonesia, hampir sebanyak 99% di antaranya merupakan pengusaha di level mikro atau ultra mikro. Dari keseluruhan pelaku usaha mikro atau ultra mikro, sebanyak 64% di antaranya merupakan pengusaha perempuan.
Oleh karena itu, perempuan memegang penting dalam kemajuan perekonomian dan bisnis di Indonesia sehingga memerlukan dukungan penuh untuk membuat mereka berkembang, bertumbuh, dan naik kelas.
“Kalau kita berbicara sektor mikro, jumlah pelaku usaha itu 60 persen lebih adalah perempuan. Tetapi perempuan itu sebagian besarnya ada di level mikro, jadi kalau kita bicara level mikro sama saja kita bicara perempuan,” jelas Ririn dalam talkshow tersebut.
Salah satu ciri khas dari bisnis mikro atau ultra mikro adalah sulitnya akses terhadap layanan perbankan, baik untuk dukungan permodalan maupun pemberdayaan. Hal itu dikarenakan cakupan usahanya yang masih sangat terbatas, ketiadaan jaminan, maupun pencatatan keuangan yang masih minimal.
Kondisi inilah yang akhirnya mendorong pemerintah melalui PIP Kemenkeu mengembangkan program pembiayaan ultra mikro (UMi) untuk membiayai sekaligus memberdayakan para pengusaha perempuan tersebut.
“Memberdayakan perempuan itu memang tidak mudah. Artinya, dengan memberikan pinjaman modal saja belum cukup. Tetapi kita juga berikan pendampingan, bisa dilakukan lewat penyalur UMi. Tetapi di luar itu, PIP bersama berbagai lembaga juga memberikan program pelatihan,” jelas Ririn.
Program pemberdayaan yang dijalankan secara komprehensif diharapkan dapat menjadi daya ungkit untuk mendorong daya saing masyarakat pelaku usaha. Masyarakat diharapkan bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang ada untuk keberlangsungan usaha dan kesejahteraannya.
“Itu memang butuh skill, kuncinya harus mau belajar,” tambahnya.
Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Nurul Endarti, menyambut baik langkah PIP untuk memperkuat pemberdayaan bagi para pelaku usaha mikro dan ultra mikro yang didominasi oleh perempuan.
Dia menegaskan bahwa dukungan kepada para pelaku usaha mikro perlu dijalankan dengan semangat kolaboratif antara akademisi, bisnis, dan pemerintah atau government.
“Harapannya, karena mindset-nya berubah, dia [pelaku usaha mikro dan ultra mikro] bisa siap naik kelas,” jelasnya.
Pargono, pelaku usaha Pemilik Murakabi Craft menyampaikan sharing pengalaman memulai dan mengembangkan usaha, bangkit dari kegagalan, serta bagaimana peran penting Ibu dalam mendukung kesuksesan usaha.
Diharapkan dengan adanya talkshow ini bisa memperkuat sinergi antara Pemerintah melalui program pemberdayaan UMKM termasuk Pembiayaan ultra mikro (UMi) dan Pembiayaan Ekspor, serta akademisi dalam rangka mendukung perempuan pelaku usaha untuk maju.
