Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan alokasi biodiesel untuk 2023 mencapai 13,15 juta kiloliter. Angka ini naik sekitar 19 persen dibandingkan alokasi tahun ini seiring implementasi pencampuran biodiesel ke dalam bahan bakar minyak solar akan ditingkatkan menjadi 35 persen atau B35.
Sebagai program peningkatan penyediaan energi bersih secara berkelanjutan dan upaya mengurangi impor solar di tengah situasi global yang terancam krisis energi, Presiden Joko Widodo alias Jokowi dalam Rapat Kabinet Paripurna pada 6 Desember 2022 telah memberi arahan bahwa program B30 akan ditingkatkan menjadi B35.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, penjualan biosolar pada 2023 diperkirakan akan mencapai angka 37.567.411 juta kiloliter (kL). Angka ini mengacu pada proyeksi penyaluran biosolar pada 2022 sebesar 36.475.050 kL, serta asumsi pertumbuhan permintaan atau demand sebesar 3 persen.
"Adapun estimasi kebutuhan biodiesel untuk mendukung implementasi B35 sebesar 13.148.594 kL, atau meningkat sekitar 19 persen dibandingkan alokasi tahun 2022 sebesar 11.025.604 kL," ujar Agung melalui siaran pers, Jumat (16/12/2022).
Sehubungan hal tersebut, Kementerian ESDM menetapkan alokasi Biodiesel tahun 2023 melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 205.K/EK.05/DJE/2022 tanggal 15 Desember 2022 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel serta Alokasi Besaran Volume untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode Januari - Desember 2023.
Penyaluran program biodiesel tahun 2023 ini didukung oleh 21 badan usaha bahan bakar nabati (BU BBN) dengan kapasitas terpasang sebesar 16.653.821 kL.
Baca Juga
Agung menuturkan, peningkatan pencampuran biodiesel menjadi B35 telah melalui serangkaian uji, baik yang dilakukan di laboratorium maupun melalui pelaksanaan uji jalan B40. Kegiatan uji jalan ini telah berlangsung sejak Juli 2022 hingga akhir Desember 2022, di mana secara umum memberikan gambaran performa yang baik.
"Selain itu, implementasi B35 juga sudah mempertimbangkan kesiapan BU BBN dan BU bahan bakar minyak/BBM, baik dari aspek kesiapan pasokan, distribusi, termasuk infrastruktur penunjang," katanya.
Sejalan dengan peningkatan persentase campuran biodiesel menjadi B35, telah dilakukan perbaikan mutu biodiesel melalui Keputusan Dirjen EBTKE Nomor: 195.K/EK.05/DJE/2022 tanggal 9 Desember 2022 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel sebagai Bahan Bakar Lain yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa peningkatan persentase ini tidak menganggu kinerja dari mesin diesel.
Pemerintah berharap penyaluran biodiesel tahun 2023 dapat dilakukan dengan lebih efisien dan meminimalkan terjadinya keterlambatan atau gagal supply (B0). Adapun, beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini diantaranya, mengupayakan agar setiap titik serah minimal ada dua BU BBN yang mensuplai, pemilihan BU BBN dan BU BBM berdasarkan optimalisasi rute sehingga ongkos angkut menjadi efisien dengan bantuan aplikasi GAMS.
"Tak hanya itu, juga disiapkan formula Harga Indeks Pasar [HIP] biodiesel yang lebih mencerminkan keadilan dan kondisi riil di lapangan dan membuat aplikasi pengawasan distribusi BBN secara online untuk mempermudah mitigasi jika terjadi potensi B0 di titik serah," imbuh Agung.