Bisnis.com, JAKARTA — Ekspansi smelter PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum dapat digenjot seiring pisahnya perseroan dari holding Industri Pertambangan atau Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli berharap Inalum Operating dapat lebih agresif untuk meningkatkan kapasitas pengolahan dan produksi aluminium domestik seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur split-off.
Rizal mengatakan pemisahan operasional bisnis itu bakal menjamin pendanaan untuk pengerjaan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter bijih bauksit yang belakangan molor dari target yang ditetapkan pemerintah.
“Rencana kerja dan pengumpulan dana utk pengembangan bisnis bukan hal yang sulit bagi MIND ID karena merupakan badan usaha milik negara,” kata Rizal saat dihubungi, Minggu (11/12/2022).
Dengan demikian, Rizal mengatakan, Inalum Operating dapat berfokus untuk meningkatkan kapasitas pengolahan dan produksi lewat ekspansi smelter mendatang.
“Inalum harus fokus dalam pengembangan bisnisnya termasuk menambah lini pengolahan atau smelter untuk mendukung program hilirisasi yang telah dicanangkan pemerintah,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi menerbitkan peraturan pemerintah atau PP terkait dengan pemisahan operasional bisnis atau split-off Inalum Operating dari MIND ID.
Keputusan split-off dua entitas bisnis itu tertuang dalam PP Nomor 45 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Pada Perusahaan (Persero) PT Indonesia Asahan Aluminium yang disahkan Jokowi pada 8 Desember 2022 lalu.
Penerbitan PP No. 45 dan 46 tahun 2022 merupakan salah satu rangkaian langkah akhir dalam pembentukan Holding Industri Pertambangan, yang selama ini beridentitas MIND ID.
Selain itu, Inalum Operating juga akan menjadi bagian dari MIND ID, seperti PTBA, ANTM dan TINS, dan berfokus pada pengoperasian smelter aluminium dan juga pengembangan hilirisasi rantai nilai aluminium.
“Sama seperti Anggota MIND ID lainnya, Inalum akan dapat berfokus pada operasional dan produksi, dalam hal ini pengelolaan pabrik peleburan aluminium dan produksi aluminium yang terintegrasi dari hulu ke hilir,” kata Dirut MIND ID Hendi Prio Santoso kepada Bisnis, Minggu (11/12/2022).
Berdasarkan data milik Kementerian ESDM per 2021, baru terdapat tiga smelter yang beroperasi dengan kapasitas input bijih bauksit secara keseluruhan 4,56 juta ton.
Ketiga smelter itu di antaranya milik PT Indonesia Chemical Alumina dengan kapasitas output 300.000 CGA, PT Well Harvest Winning dengan kapasitas output 1 juta SGA dan PT Inalum dengan kapasitas output 250.000 aluminium ingot dan billet.
Kementerian ESDM mencatat terdapat 11 smelter bauksit dengan keluaran SGA yang masih tahap pengerjaan dan 1 pabrik pengolahan dan pemurnian bauksit dalam tahap konstruksi dengan keluaran CGA. Selain itu,Inalum Operating tengah berencana untuk membangun pabrik baru untuk produksi aluminium ingot dan billet dengan kapasitas input bijih mencapai 2 juta ton.