Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti terkemuka, Colliers, menangkap sejumlah peluang investasi properti di Indonesia, kendati secara global terjadi berbagai sentimen negatif, baik berkenaan dengan ekonomi maupun geopolitik.
Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia Steve Atherton menyampaikan, Indonesia juga menghadapi tantangan kenaikan suku bunga, inflasi biaya konstruksi, hingga kekhawatiran ancaman resesi. Namun, kondisinya masih lebih stabil jika dibandingkan dengan negara lain.
"Indonesia memiliki inflasi yang lebih rendah, kenaikan suku bunga yang lebih rendah, dan devaluasi mata uang yang lebih sedikit dibandingkan dengan pasar seperti Amerika Serikat dan Eropa," kata Steve dalam keterangannya, dikutip Jumat (9/12/2022).
Colliers Indonesia melihat bahwa banyak pengembang dan investor memfokuskan kembali upaya pembangunan mereka ke perumahan atau berekspansi ke aset baru, seperti logistik, pusat data, atau proyek horizontal lainnya.
Di sisi lain, sebagian besar pengembangan bangunan vertikal skala besar menunda peluncuran baru sampai ada bukti permintaan nyata dan beberapa pengurangan dalam lingkungan kenaikan suku bunga dan biaya konstruksi.
“Pasar perkantoran dan pasar apartemen mengalami kesulitan selama dua hingga tiga tahun terakhir, dan pandemi menciptakan dislokasi di pasar properti lokal, terutama di hotel dan ritel," jelasnya.
Baca Juga
Steve melihat kondisi yang sama di pasar Amerika Serikat dan Eropa. Sebagian besar melakukan penyesuaian harga aset imbas dari penurunan permintaan dengan menerapkan tarif sewa yang lebih rendah.
"Alih-alih mengubah harga, sebagian besar pemilik bangunan vertikal di Indonesia mencoba mempertahankan aset mereka dan menunggu cuaca badai," ujarnya.
Di samping itu, Steve melihat secercah harapan, pasalnya Asia Pasifik merupakan kawasan paling optimis terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebanyak 53 persen investor real estat di Asia Pasifik berharap ada dampak positif dari sentimen tersebut.
Meski di Indonesia perkantoran memiliki pertumbuhan stagnan, tetapi Collier melihat ada tiga preferensi sektor teratas investor Asia Pasifik untuk 2023, yaitu perkantoran (68 persen), industri & logistik (65 persen), dan multifamily/build-to-rent (42 persen) tiga teratas yang sama untuk investor di seluruh dunia.