Bisnis.com, JAKARTA - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) berencana melakukan pengembangan pabrik amorea di Papua, Papua Barat, dan Maluku setelah melakukan initial public offering (IPO) tahun depan.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Mansury pada menyampaikan materi dalam rapat kerja dengan Komisi VI di gedung DPR RI, Rabu (7/12/2022).
"Dari pelaksanaan IPO diharapkan bisa terkumpul modal untuk ekspansi kapasitas berupa pengembangan pabrik amorea di Papua, Papua Barat, dan Maluku," kata Pahala.
Untuk pabrik baru yang rencananya akan dibangun di Papua Barat, kapasitas produksinya untuk pupuk urea diestimasikan sebanyak 1,15 juta ton, sedangkan untuk metanol sebanyak 1 juta ton.
Selama periode Januari-Oktober 2022, produksi pupuk urea perusahaan mencapai 92 persen dari target tahun ini sebanyak 3,42 juta ton. Sementara NPK 102 persen dari target 250.000 ton, dan amonia 101 persen dari target 2,79 juta ton.
Per 26 November 2022, sebanyak 108.917 ton stok pupuk urea bersubsidi, 6.725 ton NPK formula khusus,158.702 ton pupuk urea non subsidi, serta 38.073 NPK nonsubsidi telah tersedia di gudang-gudang Pupuk Kaltim.
Baca Juga
Stok pupuk tersebut saat ini sudah berada di gudang-gudang milik PKT di berbagai wilayah penyaluran pupuk subsidi. Di antaranya wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat hingga Nusa Tenggara Barat.
Sementara terkait dengan upaya IPO perusahaan, sambungnya, Pupuk Kaltim telah melakukan finalisasi laporan keuangan dan sedang dalam proses pemilihan penasihat finansial dan penasihat legal.