Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Mulai Negosiasi Caplok Saham Shell di Blok Masela

PT Pertamina (Persero) resmi memasuki tahap negosiasi awal pengambilalihan 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela
Ilustrasi platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Ilustrasi platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Subholding Upstream PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) resmi memasuki tahap negosiasi awal pengambilalihan 35 persen hak partisipasi Shell di proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela.

“Kami sudah masukkan nonbinding offer-nya sekarang sedang dalam tahap negosiasi,” kata Direktur Utama PHE Wiko Migantoro saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (7/12/2022).

Proses negosiasi harga pengambilalihan hak partisipasi itu sepenuhnya menjadi ranah bisnis antara Pertamina dengan Shell. Negosiasi itu bakal berpusat pada nilai atau harga yang ditawarkan Pertamina.

“Doa kan, ya,” kata Wiko.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) disebut perlu menyiapkan anggaran paling sedikit US$1,4 miliar atau setara dengan Rp21 triliun untuk dapat mengakuisisi participating interest (PI) Shell sebesar 35 persen di Blok Abadi Masela.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, Pertamina tengah melakukan studi terkait dengan potensi-potensi yang ada di Blok Abadi Masela berdasarkan data yang dibuka oleh Shell.

"Apakah Shell akan melepas sesuai dengan 'sudahlah ganti saja yang saya keluarkan' apa begitu apa tidak, nah ini kan strateginya Shell juga," ujarnya di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/10/2022).

Berdasarkan data SKK Migas, Shell telah mengucurkan US$875 juta untuk mengakuisisi PI 35 persen di Blok Abadi Masela dan mengucurkan investasi senilai US$700 juta sehingga total dana yang telah dikeluarkan Shell untuk pengembangan lapangan tersebut sudah mencapai US$1,4 miliar.

Di samping itu, Pertamina juga masih harus menyiapkan anggaran senilai US$6,3 miliar untuk modal kerja di Masela dalam 5 tahun ke depan.

"Tapi yang pertama yang harus siap dari kantong yang untuk Shell. Nanti yang itu [US$6,3 miliar] sambil jalan," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper