Bisnis.com, JAKARTA – Pencapaian pajak yang telah mencapai 106,4 persen dari target menjadi cermin bahwa ekonomi telah pulih dan kebijakan fiskal yang disusun pemerintah efektif untuk menyehatkan APBN menuju tahun konsolidasi fiskal.
Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bobby Gafur Umar mengungkapkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM perlu untuk terus didukung dari sisi kebijakan fiskal.
“Sektor kita ini kan dari UMKM itu yang terjadi hampir 97 persen ekonomi digerakkan oleh UMKM, penyerapan tenaga kerja terutama, sektor UMKM ini yang harus didukung terus, insentifnya harus banyak,” ujarnya, Selasa (6/12/2022).
Misalnya kata Bobby, kredit usaha rakyat atau KUR harus terus dipacu bagi UMKM dan penerapan ekonomi circular bagi UMKM sehingga memungkinkan pelaku usaha kecil bekerja sama dengan pelaku usaha skala besar.
Harapannya, perusahaan besar dapat menggandeng UMKM, baik untuk pembelian barang atau sebagai supplier.
Saat ini, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia yang jumlahnya mencapai 64,2 juta. Pada 2021, UMKM berkontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun. UMKM juga menyerap dan memberikan lapangan kerja bagi 97 persen dari total tenaga kerja yang ada atau sekitar 117 juta pekerja.
Baca Juga
Sementara itu bila melihat kondisi ekonomi Indonesia di 2022 yang terus tumbuh positif, Bobby menyoroti penggunaan produk dalam negeri dan menahan laju impor.
Menurutnya, perlu adanya upaya meningkatkan belanja APDB dan APBN. Merujuk realisasi penerimaan pajak per hari ini, Selasa (6/12/2022), sebesar Rp1.580 triliun, Bobby yakin bila TKDN 40 persen benar-benar direalisasikan, pasar dalam negeri dapat terjaga pertumbuhannya.
“Misal TKDN 40 persen, itu tadi pajak sudah hampir Rp1.600 triliun, kalau 40 persennya ada beli produk dalam negeri, itu bisa memperkuat pasar kita untuk produk produk kita, sehingga ekonomi bisa jalan,” jelasnya.