Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta adanya percepatan investasi untuk pembentukan ekosistem baterai kendaraan listrik di dalam negeri.
Arifin mengatakan kementeriannya sudah menjajaki peluang kerja sama dengan sejumlah negara pemasok bahan baku lithium dan graphite seperti Australia, Chile, Argentina hingga Serbia untuk dapat mengalokasikan bahan mentah mereka ke Indonesia.
Langkah itu dilakukan untuk mendorong pembentukan ekosistem terintegrasi baterai kendaraan listrik di dalam negeri. Arifin menargetkan pengamanan pasokan bahan baku selain nikel itu dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat industri baterai dan kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara ke depan.
“Kita harus bisa menciptakan iklim investasi yang baik sehingga kita bisa mengintegrasikan lithium, kita sudah kerja sama dengan Australia, kita juga mulai komunikasi dengan Argentina.” kata Arifin saat peresmian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2022 seperti disiarkan dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (30/11/2022).
Arifin berharap sejumlah negara potensial itu tertarik untuk ikut menyokong bahan baku pembuatan baterai dan kendaraan setrum di Indonesia. Di sisi lain, pemerintah telah menawarkan sejumlah keuntungan investasi kepada calon mitra potensial tersebut dari sisi pasar, tenaga kerja hingga pasokan energi bersih domestik.
“Kita harus bisa sinkronkan program percepatan investasi masuk ke Indonesia, kalau kita terlambat negara-negara lain sudah pada tahu Indonesia banyak sumbernya dia [Indonesia] tidak bisa proses semuanya, mulai ditekan bahan baku kita,” kata dia.
Baca Juga
Sebelumnya, pemerintah melaporkan ekspor produk antara bahan baku baterai, Mix Hydroxide Precipitate (MHP) sudah mencapai US$1,72 miliar atau setara dengan Rp27,05 triliun, asumsi kurs Rp15.731, hingga akhir tahun ini.
Torehan ekspor itu naik 454,8 persen dari pencatatan sepanjang 2021 yang berada di angka US$0,31 miliar atau setara dengan Rp4,87 triliun.
Pertumbuhan ekspor produk antara bahan baku baterai listrik itu sudah jauh melewati catatan ekspor produk turunan nikel kadar tinggi, besi dan baja yang hanya mengalami kenaikan 10,54 persen pada periode yang sama.
Seperti diketahui, torehan ekspor besi dan baja pada tahun lalu berada di angka US$20,95 miliar atau setara dengan Rp329,56 triliun. Di sisi lain, torehan ekspor sepanjang 2022 naik tipis di kisaran US$23,16 miliar atau setara dengan Rp364,32 triliun.
“Tapi kalau kita lihat ekspor besi baja dan bahan baku baterai Indonesia ke dunia kita akan bisa hampir US$30 miliar, ini yang sebenarnya yang buat ekonomi kita,” kata Luhut saat peresmian pembukaan rapat koordinasi nasional investasi 2022 seperti disiarkan dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (30/11/2022).