Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Makan Siang Bareng Bos CATL, RI Bakal Jadi Produsen Baterai Listrik Lithium

Menteri Luhut mengatakan CEO CATL Robin Zeng membangun ekosistem baterai listrik lithium di Indonesia saat makan siang bersama.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (27/9/2021). /Antara
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (27/9/2021). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan produsen baterai terbesar di dunia, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd., (CATL) berkomitmen untuk membangun ekosistem baterai listrik lithium di Indonesia.

Komitmen itu disampaikan langsung CEO CATL, Robin Zeng saat makan siang dengan Luhut, Selasa (29/11/2022) kemarin. Menurut Luhut, pemerintah akan menindaklanjuti minat CATL itu dalam waktu dekat.

“Kemarin saya makan siang dengan pemilik CATL, yang mengontrol 40 persen pasar dunia, dia datang dengan timnya lengkap dia sampaikan mau membangun ekosistem yang utuh di sini,” kata Luhut saat peresmian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2022, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (30/11/2022).

Luhut mengatakan komitmen CATL itu dapat memperkuat upaya hilirisasi bijih nikel di dalam negeri untuk mengembangkan produk akhir baterai ke depan. Apalagi, kata Luhut, ongkos produksi baterai lithium akan makin susut seiring dengan perkembangan teknologi pada industri baterai setrum tersebut.

“Teknologi mereka sudah tinggal kita implementasikan sehingga harga sepeda motor listrik, mobil itu akan turun ini penting segera kita tangkap,” kata dia.

Sebelumnya, Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) bersama dengan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL), dan CMB International Capital Corporation Limited (CMBI) untuk menghimpun pendanaan hijau atau green fund yang berfokus pada pembangunan rantai nilai pasok kendaraan listrik di Indonesia.

Pada tahap awal kesepakatan, INA bersama mitra terkait bakal menghimpun dana hijau sebanyak US$2 miliar atau setara dengan Rp31,02 triliun, kurs Rp15.513 untuk akselerasi pengembangan rantai pasok kendaraan listrik di dalam negeri.

Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah mengatakan kerja sama pembentukan green fund itu diambil setelah melihat potensi pasar kendaraan listrik yang tumbuh pesat di Indonesia. Berdasarkan catatan INA, potensi penjualan kendaraan listrik pada 2025 mendatang dapat menyentuh di angka 2,5 juta unit.

“Pasar kendaraan listrik di Indonesia sangat besar dengan penjualan roda dua diperkirakan mencapai 2,1 juta sementara mobil listrik 400.000 unit pada 2025 mendatang,” kata Ridha saat penandatanganan MoU Green EV Fund Cooperation di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).

Selain itu, Ridha mengatakan, tren investasi pada kendaraan listrik di Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan beberapa waktu terakhir seiring dengan komitmen pemerintah untuk mengembangkan industri tersebut.

INA melaporkan rencana investasi pada kendaraan listrik di Indonesia menyentuh di angka US$71 miliar atau setara dengan Rp1.101 triliun hingga 2033 mendatang. Peralihan investasi itu, kata dia, didorong dengan rencana pemerintah untuk mewajibkan seluruh penjualan kendaraan sudah berbasis listrik pada 2050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper