Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan upayanya melobi Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) untuk mau berinvestasi pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, dengan nilai hingga US$35 miliar atau Rp550 triliun.
Pada acara Welcoming Stronger Investment Post-Pandemic, Selasa (29/11/2022), Luhut menceritakan proses diskusinya dengan CEO CATL Robin Zeng sambil makan siang di sebuah restoran Jepang.
Dia mengatakan bahwa Robin menyatakan minatnya untuk berinvestasi pada untuk pengembangan ekosistem lithium baterai dan energi hijau (green energy). Hal itu langsung disambut antusias oleh Luhut. Dia bahkan langsung mengundang Robin dan timnya untuk melakukan presentasi di kantor Kemenko Marves.
"Saya bilang Kamis dia bikin presentasi di kantor saya, bagaimana ekosistem itu. Kemarin dia sudah bertemu dengan Presiden. Market cap perusahannya US$200 miliar. Orang semacam ini datang ke Indonesia beberapa kali," cerita Luhut, dikutip Rabu (30/11/2022).
Robin, terang Luhut, sebelumnya sudah datang dan bertemu dengannya beberapa kali seperti saat perhelatan KTT G20 di Bali. Rencananya, pada pekan ini Luhut akan menerima kunjungan CATL di kantornya untuk membahas lebih lanjut soal minat investasi perusahaan asal Negeri Panda itu.
Luhut mengeklaim bahwa obrolannya dengan bos CATL itu berbuah potensi investasi pada pengembangan energi hijau di Indonesia hingga Rp550 triliun.
Baca Juga
"Tadi saya makan siang bicara sama Robin, bahwa itu dia bilang, 'Mr. Luhut, You have everything. That's why we like to invest in Indonesia,'. Saya bilang [ke Robin] besok timmu paparan ke saya hari Kamis. Kalau itu sama dengan yang ada di pikiran kami, saya jamin kau investasi di sini. Oke deal, hitung-hitungannya tadi US$35 miliar," tuturnya.
Luhut menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi renewable energy atau energi terbarukan hingga 437 gigawatt. Hal itu, terangnya, menjadi modal bagi Indonesia untuk menarik investasi dari negara-negara asing.
Namun, pejabat yang sudah malang melintang di beberapa kementerian era pemerintahan Presiden Joko Widodo itu menekankan, bahwa Indonesia tidak hanya menerima investasi dari China. Dia mengatakan investasi dari perusahaan-perusahaan asing negara lain seperti Ford, VW, dan BASF juga tertarik untuk berinvestasi di Tanah Air.
"Jadi jangan kita disebut diatur oleh China. Betul di awal-awal China paling bisa diajak ngomong untuk investasi. Tapi setelah orang lihat kita leapfrog, semua lari ke kita. Tesla bicara sama kita. Kita lihat mereka mau lari ke mana, material ada di kita, cost lebih murah," ucapnya.