Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan kerja Delegasi Jepang yang dipimpin Maeda Tadashi. Sosok ini merupakan Special Advisor to the Cabinet of the Government of Japan serta menjabat sebagai Chairman of the Board of Directors of Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
Selain membahas terkait peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara, keduanya juga membahas terkait netralitas karbon dan realisasi konsep Asia Zero Emission Community atau AZEC.
Dalam pembahasan karbon netralitas, Airlangga menyebut bahwa pemerintah Indonesia menargetkan untuk mencapai proporsi energi terbarukan dalam total sumber energi sebesar 23 persen pada 2025 mendatang. Adapun realisasi proporsi energi terbarukan di Indonesia pada 2021 tercatat sebesar 11,5 persen.
Percepatan transformasi energi dengan pengurangan emisi karbon dari pembangkit listrik Indonesia pada 2021 tercatat sebesar 10,37 juta ton, lebih dari dua kali lipat target pengurangannya.
“Pemerintah Indonesia juga akan menerapkan kebijakan penetapan harga karbon dalam bentuk skema carbon cap, trade, and tax pada 2023,” kata Airlangga, mengutip siaran pers Jumat (25/11/2022).
Sebelumnya dari KTT G20 Bali, terkait kebijakan sektor energi ini disebutkan dengan melakukan 'suntik mati' pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan bahan bakar batu bara.
Baca Juga
Kepada delegasi Jepang, Airlangga juga menyampaikan ambisi Indonesia untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
“Pemerintah telah menetapkan roadmap pengembangan EV hingga 2030. Targetnya, produksi EV pada 2030 dapat mencapai 600.000 unit untuk roda empat atau lebih, sedangkan untuk roda dua dapat mencapai hingga 2,45 juta unit,” ujarnya.
Adanya produksi kendaraan listrik diharapkan dapat menurunkan emisi CO2 sebanyak 2,7 juta ton untuk roda empat atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda dua.
Di lain sisi, kedua negara sepakat untuk menjadi inisiator dalam mewujudkan konsep AZEC. Konsep AZEC sendiri telah disepakati oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan bilateral pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 14 November 2022.
Airlangga menuturkan, inisiatif AZEC datang dari keyakinan kedua negara bahwa Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global akan menjadi motor penggerak perekonomian dunia sekaligus model kerja sama dalam mewujudkan proses transisi energi yang rasional, berkelanjutan, dan berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan kondisi nasional yang berbeda.
Selain itu, kedua negara yakin keamanan pasokan, keterjangkauan, dan people-oriented adalah kunci utama dalam proses transisi energi untuk mencapai tujuan Net Zero Emission. Ini memungkinkan Asia bisa memimpin proses transisi energi global tanpa mengorbankan pembangunan ekonomi.
“Melalui inisiatif AZEC ini, Indonesia mendapatkan prioritas pertama pendanaan sebesar US$500 juta untuk mengimplementasikan program transisi energi dan memperluas kerja sama serta inisiatif dekarbonisasi publik-swasta,” pungkasnya.