Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi mulai terjadi, terutama di negara maju yang tingkat inflasinya tercatat tinggi dan direspons dengan kenaikan suku bunga yang agresif.
Dia menyampaikan bahwa volatilitas harga komoditas global, yang memicu lonjakan inflasi, masih menjadi faktor penentu bagi perekonomian dunia.
Kenaikan harga yang sangat tinggi yang menyebabkan inflasi di berbagai negara telah memicu bank sentral di negara maju maupun negara berkembang secara agresif melakukan pengetatan kebijakan moneter, terutama dengan menaikkan suku bunga.
Inggris misalnya telah menaikkan suku bunga sebesar 275 basis poin (bps) sepanjang tahun ini. tingkat suku bunga di Eropa telah naik 200 bps sepanjang tahun, juga Amerika Serikat (AS) yang mencapai 375 bps.
Sejalan dengan itu, negara berkembang yang sebelumnya memiliki inflasi tinggi, juga mencatatkan kenaikan suku bunga yang sangat agresif, seperti Brazil yang telah menaikkan suku bunga sebesar 450 bps sepanjang 2022.
Kenaikan suku bunga yang sangat tinggi, baik di negara maju maupun negara berkembang pun berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi.
“Sebenarnya persoalan yang paling pelik adalah bagaimana menurunkan inflasi tanpa menurunkan perekonomian secara drastis, ini yang sekarang dihadapi seluruh pembuat kebijakan di dunia,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (24/11/2022).
Sri Mulyani mengatakan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi juga mulai terlihat, terutama di negara maju, yang tingkat inflasi dan suku bunganya telah meningkat sangat tinggi.
“Negara yang relatif maju, yang inflasinya tinggi dan kenaikan suku bunganya sudah tinggi, perekonomiannya mulai mendingin. Inggris bahkan hanya [mencatatkan pertumbuhan ekonomi] 2,4 di kuartal III, Italia 2,6 persen, Prancis bahkan hanya 1 persen, seluruh Uni Eropa tumbuh 2,1 persen,” jelasnya,
Lebih lanjut, perekonomian Amerika Serikat (AS) pun mencatatkan pertumbuhan hanya sebesar 1,8 persen pada kuartal ketiga tahun ini.
“Ini yang menggambarkan memerangi inflasi dengan kenaikan suku bunga secara tidak langsung menyebabkan kinerja ekonomi menjadi terpengaruh. Tantangan ini yang akan terus dihadapi pada 2022 dan tahun 2023 mendatang,” kata Sri Mulyani.