Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alibaba Catat Rugi di Kuartal III/2022 Akibat Pembatasan Covid-19 China

Alibaba elaporkan kerugian bersih 20,6 miliar yuan (US$2,9 miliar), berbanding terbalik dengan proyeksi laba dengan jumlah yang hampir sama.
Pejalan kaki melewati kantor pusat Alibaba Group Holding Ltd. di Hangzhou, China, Sabtu (8/5/2021)./Bloomberg-Qilai Shen
Pejalan kaki melewati kantor pusat Alibaba Group Holding Ltd. di Hangzhou, China, Sabtu (8/5/2021)./Bloomberg-Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Alibaba Group Holding Ltd. melaporkan kinerja negatif pada kuartal III/2022, disebabkan pembatasan China terkait Covid-19 yang menekan pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran konsumen di negara tersebut.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (17/11/2022), e-commerce terbesar di China ini melaporkan kerugian bersih 20,6 miliar yuan (US$2,9 miliar), berbanding terbalik dengan proyeksi laba dengan jumlah yang hampir sama.

Alibaba mencatatkan penurunan nilai investasi di seluruh portofolio yang dimiliki, termasuk Didi Global Inc. hingga PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).

Alibaba berfokus pada menopang kinerja bottom line karena kebijakan Covid-19 dan tindakan antimonopoli yang dikenakan pertumbuhan sektor teknologi tahun lalu telah mengikis pertumbuhan.

Bulan ini, perusahaan gagal mengumumkan hasil penjualan penuh untuk festival belanja Singles’ Day untuk pertama kalinya dalam 14 tahun, menunjukkan jumlah yang mengecewakan untuk acara tahunan yang paling penting.

Selain itu, penjualan ritel China mengalami kontraksi 0,5 persen pada bulan Oktober, penurunan pertama sejak Mei dan lebih buruk dari proyeksi analis yang memperkirakan pertumbuhan.

Pada hari Kamis, para eksekutif menyuarakan proyeksi optimis mengenai pelonggaran dari pembatasan pandemi yang telah menggeram logistik, meredam kegiatan ritel, dan mengacaukan peredkonomian China.

Chief Executive Alibaba Officer Daniel Zhang mengatakan dengan diperkenalkannya langkah-langkah pandemi dari otoritas negara, yang diharapkan memiliki dampak positif, Alibaba masih memperkirakan adanya gangguan logistik di daerah tertentu di China.

"Tapi secara keseluruhan kami mengharapkan hal -hal untuk terus meningkat ke arah yang positif." jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper