Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Oktober 2022 mencapai US$19,13 miliar atau naik 17,44 persen year-on-year (yoy) dibandingkan Oktober 2021.
BPS melaporkan kinerja impor Oktober 2022 terdiri atas impor migas sebesar US$3,36 miliar dan impor nonmigas US$15,77miliar. Jika diperinci impor nonmigas naik 9,56 persen yoy dan impor migas naik 77,23 persen yoy.
"Namun, peningkatan impor yang terjadi lebih rendah kalau kita bandingkan dengan peningkatan pada Oktober 2021 yang capai 51,06 persen," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Setianto dalam Rilis BPS, Selasa (15/11/2022).
Adapun, secara month-to-month, nilai impor Indonesia pada Oktober 2022 mengalami penurunan 3,4 persen dibandingkan September 2022, dengan perincian impor nonmigas turun 3,73 persen mtm dan impor migas turun 1,81 persen mtm.
Untuk penurunan impor nonmigas utamanya terjadi untuk logam mulia dan perhiasan, mesin, serta perlengkapan listrik. Sementara itu, penurunan impor migas terjadi untuk komoditas minyak mentah yang turun sebesar 7,38 persen.
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Oktober 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$657,7 juta (4,19 persen), bahan baku/penolong US$35.339,7 juta (30,10 persen), dan barang modal US$7.114,7 juta (31,77 persen).
Baca Juga
Adapun, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Oktober 2022 adalah Tiongkok US$55,49 miliar (33,79 persen), Jepang US$14,14 miliar (8,61 persen), dan Thailand US$9,25 miliar (5,63 persen). Impor nonmigas dari Asean tercatat mencapai US$27,81 miliar (16,94 persen) dan Uni Eropa US$9,44 miliar (5,75 persen).