Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beri Kunci Presidensi B20 ke India, Ini Pesan Presiden Jokowi

Presiden Jokowi berharap agar digitalisasi menjadi salah satu fokus utama yang bisa ditekankan dalam perhelatan B20 2023.
Presiden Jokowi membahas kondisi ekonomi dunia yang tengah menghadapi kondisi sulit, tetapi dirinya mengimbau agar setiap negara dapat menumbuhkan optimisme./Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi membahas kondisi ekonomi dunia yang tengah menghadapi kondisi sulit, tetapi dirinya mengimbau agar setiap negara dapat menumbuhkan optimisme./Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Bisnis.com, BADUNG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menitipkan sejumlah pesan kepada India yang akan memegang keketuaan atau presidensi di agenda Business 20 (B20) pada 2023.

Kepala Negara berharap agar digitalisasi menjadi salah satu fokus utama yang bisa ditekankan dalam perhelatan Akbar tersebut pada tahun depan, khususnya untuk mentransformasikan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) agar bisa naik kelas.

Dia melanjutkan, bahwa dalam 3 tahun terakhir Indonesia telah mendorong masuknya UMKM untuk mengadopsi digital, di mana terdapat 19 juta UMKM digital yang lahir dari 64 juta UMKM yang dimiliki Tanah Air.

“Target kami [Indonesia] pada 2024 sudah mencapai di atas 30 juta [UMKM digital]. Artinya, yang kecil ini jangan dijegal, saya titip kepada India, agar nantinya juga yang UMKM dibawa lagi [di B20 2023] diteruskan,” katanya di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin (14/11/2022).

Selain itu, Jokowi kembali membahas mengenai Jkondisi ekonomi dunia yang tengah menghadapi kondisi sulit, tetapi dirinya mengimbau agar setiap negara dapat menumbuhkan optimisme.

“Januari lalu, saya berbicara di depan B20, pada awal masa tugasnya masih pandemi, berat saat itu. Saya menyampaikan di setiap kesulitan bahwa di setiap tantangan, pasti ada peluang, jangan pesimis, titipan saat itu sya ingat jangan pesimis,” ujarnya.

Jokowi pun melanjutkan, 10 bulan berselang situasi global tidak hanya dihadapkan terhadap pandemi Covid-19, tetapi juga isu geopolitik lantaran adanya perang Rusia-Ukraina yang menimbulkan krisis pangan, krisis energy, dan krisis keuangan.

Meski begitu, dia mengatakan bahwa di tengah kondisi yang tidak dapat diprediksi, Indonesia justru berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan selamat dari jurang resesi.

“Pada kuartal II/2022 [ekonomi] masih tumbuh 5,44 persen dan di kuartal III/2022, Indonesia tumbuh lebih kuat lagi yaitu 5,72 persen. Inflasi juga bisa kami kelola, pada September karena kenaikan harga BBM [inflasi memang] naik menjadi 5,9 persen, tetapi pada Oktober inflasi turun lagi di angka 5,7 persen,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Jokowi juga menyampaikan pesan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Kristalina Georgieva yang menyebut Indonesia akan menjadi titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia.

Oleh sebab itu, Jokowi menilai perlu strategi besar yang menurutnya secara konsisten untuk terus dijalankan yaitu hilirisasi dan industrialisasi, kemudian mendorong ekonomi hijau, dan digitalisasi.

Pertama, terkait dengan hilirisasi dan industrialisasi, Jokowi mengaku bahwa menghentikan ekspor bahan-bahan mentah memang harus dilakukan untuk mendapatkan nilai tambah di dalam Negeri, salah satunya adalah nikel dalam rangka membangun ekosistem EV baterai atau baterai listrik untuk mobil listrik


“Saya hanya menawarkan kepada Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ada litium, sedangkan kami [Indonesia] punya nikel, kalau digabung itu sudah menjadi baterai mobil listrik, tetapi saya minta kepada PM Albanese untuk litiumnya bisa dibawa ke Indonesia saja. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia,” tuturnya.


Kedua, berkaitan dengan ekonomi hijau, Jokowi optimistis bahwa potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia itu sangat besar, di mana ada potensi 434.000 megawatt yang bersumber dari panas bumi, tenaga air (hydropower), tenaga surya, dan tenaga angin. 


“Semuanya kami ada. Ini lah kesempatan para investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia membawa investasi, membawa teknologi karena ini memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk bersama-sama membangun ekonomi hijau di Indonesia,” ujarnya.


Jokowi mengaku untuk mendukung ekonomi hijau dan EBT tersebut, pemerintah telah menyiapkan di Kalimantan Utara, yaitu 30.000 hektare lahan untuk green industrial park yang dirinya yakini akan membawa investor secara berbondong-bondong untuk datang dalam membangn produk hijau dari Indonesia.


“Apalagi, di dekat kawasan itu ada Sungai Kayan yang bisa memproduksi energi bersih energi hijau sebesar 13.000 megawatt yaitu hydropower. Dan, terakhir saya mengucapkan selamat bekerja bagi Presidensi B20 India pada tahun depan, saya optimistis B20 akan makin solid dan terus berkembang,” pungkas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper