Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Covid-19 Ungkap 'Kelemahan' WHO, Apa Itu?

WHO dinilai tidak bisa berdiri sendiri dalam menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Dana Pandemi atau Pandemic Fund di sela-sela KTT G20 Bali, Minggu (13/11/2022)/ Bisnis-Dok Youtube Kemenkeu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Dana Pandemi atau Pandemic Fund di sela-sela KTT G20 Bali, Minggu (13/11/2022)/ Bisnis-Dok Youtube Kemenkeu

Bisnis.com, BADUNG — Pandemi Covid-19 memberikan pelajaran besar bahwa wabah kesehatan bisa berdampak besar, bahkan sistematis, terhadap perekonomian. Oleh karena itu, langkah pencegahan dan penanganan pandemi harus berjalan dari sisi kesehatan maupun keuangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Chatib Basri dalam peluncuran Pandemic Fund jelang KTT G20 di Bali, Minggu (12/11/2022) di Hotel Mulia Nusa Dua, Bali. Chatib menjadi Co-Chair dari inisiatif dana darurat penanganan pandemi itu bersama Menteri Kesehatan Rwanda Daniel Ngajime.

Menurut Chatib, pandemi menyadarkan banyak pihak bahwa kesehatan adalah investasi, bukan sekadar konsumsi, tetapi merupakan satu faktor penting bagi aktivitas ekonomi. Ketika kesehatan mayarakat dunia hancur oleh pandemi, perekonomian global pun ambruk.

Dia menilai bahwa komunitas global kini menyadari pentingnya antisipasi risiko pandemi pada masa depan. Masyarakat global pun harus jujur melihat kondisi saat ini, yakni bahwa penanganan pandemi cenderung masih fokus di aspek kesehatan, sedangkan antisipasi aspek keuangan masih sangat tertinggal.

"Kita harus jujur bahwa kondisi pembiayaan global belum sepenuhnya mampu memberikan keamanan dari pandemi dan masih terfragmentasi, inefisien, tidak bisa diperkirakan. Dalam situasi ini, partisipasi pembiayaan masih sangat lemah," ujar Chatib pada Minggu (12/11/2022).

Kondisi saat ini pun turut membuka mata komunitas global bahwa pencegahan dan penanganan pandemi tidak bisa hanya bergantung kepada Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Perlu adanya integrasi antara aspek kesehatan dan keuangan.

"Kita memahami bahwa WHO memerankan peran yang sangat sentral dalam kesehatan global. Namun, WHO sendiri bukan lembaga pembiayaan, itulah mengapa kita harus berkolaborasi dengan institusi seperti World Bank. Itu alasan kenapa pengembangan Pandemic Fund ini dapat menjembatani isu keberlanjutan pembiayaan juga memperhatikan masalah pandemi di sisi lainnya," ujarnya.

Dede, panggilan akrab Chatib, menilai bahwa Pandemic Fund dapat menyelamatkan jutaan jiwa dan banyak uang di masa depan. Pasalnya, dana itu akan digunakan untuk pemenuhan fasilitas dan layanan kesehatan, terutama di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

"Cara kita melihatnya bukan hanya itu, saya rasa ini pertama kalinya komunitas internasional bersama-sama untuk berinvestasi dalam pendanaan untuk pandemic prevention response [PPR] di negara berkembang. Ini sesuatu yang sangat penting, ini perjanjian multilateralisme di tengah suasana banyaknya keraguan atas multilateralisme," kata Chatib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper