Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT G20 Bali: Jokowi Luncurkan Pandemic Fund Hari Ini

Presiden Jokowi dijadwalkan hadir untuk meluncurkan Pandemic Fund atau dana darurat pandemi jelang perhelatan KTT G20 Bali.
Ketua BKF Febrio Kacaribu, Menkeu Sri Mulyani, dan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers Pertemuan Gabungan Kedua Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan (2nd JFHMM) yang berlangsung pada Sabtu (12/11/2022). Bisnis-Wibi Pangestu Pratama.
Ketua BKF Febrio Kacaribu, Menkeu Sri Mulyani, dan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers Pertemuan Gabungan Kedua Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan (2nd JFHMM) yang berlangsung pada Sabtu (12/11/2022). Bisnis-Wibi Pangestu Pratama.

Bisnis.com, BADUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meluncurkan program dana darurat persiapan menghadapi pandemi atau Pandemic Fund jelang Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Pandemic Fund, yang semula bernama Financial Intermediary Fund for Pandemic Preparedness, muncul saat Presidensi Italia pada tahun lalu.

"Pak Jokowi akan meluncurkan pendanaan ini pada 13 November 2022, yaitu launching pandemic fund event. Fund ini ada governing board dan calling for funding proposal sehinggasemua negara dapat menggunakan dana ini untuk mempersiapkan pandemi," ujarnya dalam konferensi pers Pertemuan Gabungan Kedua Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan (2nd JFHMM) yang berlangsung pada Sabtu (12/11/2022) malam.

Sri Mulyani menambahkan organisasi G20 memiliki panel yang independen untuk mengidentifikasi keperluan "dana darurat". Hasilnya, kata dia, G20 mengidentifikasi bahwa dunia memerlukan setidaknya US$10 miliar untuk Pandemic Fund.

Dia melanjutkan task force tersebut sudah menerima 12 kontributor atau penyumbang Pandemic Fund yang terdiri dari negara G20 dam non-anggota G20 termasuk para filantropis dengan total nilai US$1,4 miliar.

"Malam ini menerima at least 3 negara, yaitu Australia, Perancis, Saudi. Mereka akan mengumumkan nilainya saat pertemuan pemimpin
akan lebih besar dari US$4 miliar," jelas Sri Mulyani.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan G2 mulai menggabungkan sektor keuangan dan kesehatan.

Jika melihat sejarah 20 tahun terakhir, lanjutnya, pandemi Covid-19 memberikan dampak finansial sangat besar bagi dunia.

"Dampak [virus] Ebola 2014 US$50 miliar, yang terbesar tentu saja pandemi Covid-19 US$12 triliun," ucapnya.

Budi mengatakan krisis kesehatan dapat menciptakan dampak ekonomi yang sangat besar, sama halnya seperti krisis finansial global.

Dia menilai tidak ada yang bisa memprediksi krisis kesehatan global. Namun, lanjutnya, sektor keuangan memiliki proses yang sangat jelas. Salah satu contohnya, yaitu misi di balik terbentuknya Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) pada 1944.

Budi menilai IMF dan Bank Dunia telah membantu setiap sudut dunia jika ada krisis keuangan.

"Kami ingin tiru hal itu di sektor kesehatan. Indonesia kini memimpin dan berupaya mereplikasi langkah institusi itu. Memainkan peran penting yang dapat menjaga dunia dari dampak pandemi di masa depan," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper