Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Naik, Belanja Gerus Alokasi Tabungan Masyarakat

Seiring dengan kenaikan inflasi inti secara tahunan, rasio belanja menekan rasio tabungan terhadap pendapatan.
Suasana di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Suasana di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Survei Bank Indonesia menunjukkan rata-rata proporsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk konsumsi pada Oktober 2022 cenderung meningkat, sementara pendapatan disimpan atau saving to income ratio terpantau turun tipis.

Berdasarkan Survei Konsumen (SK) yang dirilis Bank Indonesia, dikutip pada Kamis (10/11/2022), memperlihatkan proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi naik dari 74,8 persen pada September menjadi 75 persen per Oktober 2022.

Sementara itu, bank sentral mencatat pendapatan konsumen yang disimpan turun tipis dari posisi 15,8 persen per September menjadi 15,7 persen pada Oktober.

Peningkatan proporsi pendapatan untuk konsumsi juga sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat pada Oktober 2022 menjadi 120,3. Perolehan ini lebih tinggi dibandingkan posisi 117,2 pada bulan sebelumnya.

“Keyakinan konsumen pada Oktober 2022 yang meningkat didorong oleh kenaikan persepsi terhadap ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan,” tulis BI.

Meningkatnya persepsi konsumen terhadap ekonomi diamini oleh PT Pefindo Biro Kredit yang memproyeksikan penyaluran pinjaman dari industri jasa keuangan masih agresif, setidaknya hingga akhir tahun ini.

Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu mengatakan, jumlah akses permintaan data kredit atau inquiry dari industri jasa keuangan ke Pefindo Biro Kredit meningkat sejak awal tahun sampai dengan Oktober 2022.

“Hingga Oktober 2022, inquiry yang masuk tercatat lebih dari 21 juta atau naik 79 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," ujarnya dalam seminar yang digelar Pefindo Biro Kredit, Kamis (10/11/2022) di Jakarta.

Menurutnya, peningkatan permintaan data kredit dari lembaga jasa keuangan itu menunjukkan masih kuatnya konsumsi domestik dan kecukupan likuiditas perbankan. Hal ini juga memicu optimisme penyaluran kredit dan pembiayaan ke depannya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit perbankan mencapai 11 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada September 2022. Kredit modal kerja dan korporasi jadi penopang dengan pertumbuhan 12,26 dan 12.97 persen yoy.

Adapun secara tahunan, inflasi inti Oktober 2022 tercatat sebesar 3,31 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,21 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper