Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Breaking News! Inflasi AS Sentuh 7,7 Persen pada Oktober 2022, di Bawah Proyeksi

Departemen Tenaga Kerja AS mencatat inflasi tahunan AS mencapai 7,7 persen pada Oktober 2022, sedangkan inflasi bulanan mencapai 0,4 persen.
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS). Inflasi AS menyentuh level 7,7 persen pada Oktober 2022./Bloomberg
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS). Inflasi AS menyentuh level 7,7 persen pada Oktober 2022./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) melandai di bawah proyeksi analis pada bulan Oktober 2022.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (10/11/2022), Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 7,7 persen pada September 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Inflasi AS ini lebih rendah dari bulan September 2022 yang mencapai 8,2 persen yoy. Dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom), inflasi AS Oktober mencapai 0,4 persen, sama dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,4 persen.

Angka inflasi ini berada di bawah proyeksi ekonom dalam survei. Berdasarkan konsensus IHK tahunan bulan Oktober diperkirakan naik 7,9 persen yoy, sedangkan IHK bulanan diperkirakan naik 0,6 persen.

Di sisi lain, IHK inti yang menghilangkan komponen energi dan makanan naik 0,3 persen mom dan 6,3 persen yoy.

Angka inflasi inti ini lebih tinggi dari data sebelumnya sebesar 6,6 persen yoy dan 0,6 mom. Selain itu, data inflasi inti juga berada di bawah proyeksi analis sebesar 6,5 persen yoy dan 0,5 persen mom.

Data inflasi di bawah ekspektasi ini kemungkinan menekan ekspektasi bahwa The Fed dapat menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin pada pertemuan bulan Desember mendatang, meskipun pelaku pasar lebih condong terhadap kenaikan 50 bps.

Selain itu, data inflasi juga telah mendorong The Fed untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga melampaui puncak proyeksi sebelumnya.

Bagaimanapun, pasar tenaga kerja yang masih ketat menggarisbawahi kemungkinan penurunan inflasi yang relatif lambat dalam beberapa bulan mendatang, yang telah menjadi faktor utama dalam pemilu sela pekan ini.

“Kejutan sisi atas akan lebih mungkin didorong oleh kekuatan yang mendasarinya. Bersama dengan laporan tenaga kerja yang masih kuat, hal ini akan meningkatkan risiko bahwa suku bunga perlu naik lebih tinggi untuk meredam inflasi,” ungkap ekonom Citigroup Inc. Veronica Clark dan Andrew Hollenhorst seperti dikutip Bloomberg, Kamis (10/11/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper