Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Inflasi AS Rilis Malam Ini, Begini Proyeksinya

Para ekonom memproyeksikan indeks harga konsumen (IHK) utama dan inti melambat secara tahunan.
Warga Amerika Serikat (AS) berbelanja di salah satu supermarket. Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 8,3 persen pada Agustus 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy)./Bloomberg
Warga Amerika Serikat (AS) berbelanja di salah satu supermarket. Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 8,3 persen pada Agustus 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) akan merilis data Inflasi AS Oktober malam ini. Pasar memperkirakan data akan sedikit melandai dibandingkan bulan sebelumnya, meskipun masih di level yang tinggi.

Data di atas perkiraan dapat menghancurkan ekspektasi Federal Reserve dapat memperlambat kecepatan kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan bulan Desember mendatang.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (10/11/2022), para ekonom memproyeksikan indeks harga konsumen (IHK) utama dan inti melambat secara tahunan. Namun data keduanya masih konsisten dengan inflasi yang persisten dan meningkat.

Berdasarkan konsensus ekonom dalam survei Bloomberg, IHK tahunan bulan Oktober diperkirakan naik 7,9 persen year-on-year (yoy), sedangkan IHK bulanan naik 0,6 persen dibandingkan bulan September 2022.

Sementara itu, IHK inti yang mengecualikan makanan dan energi diperkirakan naik 6,5 persen yoy dan 0,5 persen mom

Ekspektasi ini diperkirakan mempertahankan ekspektasi bahwa The Fed dapat menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin pada pertemuan bulan Desember mendatang, meskipun pelaku pasar lebih condong terhadap kenaikan 50 bps.

Selain itu, data inflasi juga telah mendorong The Fed untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga melampaui puncak proyeksi sebelumnya.

Bagaimanapun, pasar tenaga kerja yang masih ketat menggarisbawahi kemungkinan penurunan inflasi yang relatif lambat dalam beberapa bulan mendatang, yang telah menjadi faktor utama dalam pemilu sela pekan ini.

“Kejutan sisi atas akan lebih mungkin didorong oleh kekuatan yang mendasarinya. Bersama dengan laporan tenaga kerja yang masih kuat, hal ini akan meningkatkan risiko bahwa suku bunga perlu naik lebih tinggi untuk meredam inflasi,” ungkap ekonom Citigroup Inc. Veronica Clark dan Andrew Hollenhorst seperti dikutip Bloomberg, Kamis (10/11/2022)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper