Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Agresif Eksplorasi, Aspermigas: Swasta Lebih Hati-hati

Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) swasta diproyeksi lebih konservatif melakukan eksplorasi hulu migas karena kekhawatiran terhadap resesi.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) menilai positif komitmen PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk melakukan eksplorasi agresif pada lapangan berisiko tinggi dengan cakupan 22 persen dari rencana kerja hulu migas perseroan tahun depan.

Direktur Aspermigas Moshe Rizal mengatakan, inisiatif PHE itu bakal berdampak positif pada upaya peningkatan rasio penggantian cadangan migas atau reserves replacement ratio (RRR) nasional tahun depan seiring dengan tren penyusutan produksi migas yang serius saat ini.

“Bagus sekali kalau Pertamina akan lebih berani lagi mengambil risiko-risiko yang lebih tinggi, kami dukung guna meningkatkan reserves replacement ratio kita,” kata Moshe saat dihubungi, Kamis (10/11/2022).

Kendati inisiatif sudah diambil Pertamina, Moshe mengatakan, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) swasta lainnya masih memasang target konservatif di dalam rencana kerja mereka tahun depan. Alasannya, dia mengatakan, pelaku usaha hulu migas masih berhati-hati terhadap ketidakpastian ekonomi di tengah kekhawatiran resesi yang telah bergulir saat ini.

Dengan demikian, dia mengatakan, KKKS cenderung mengambil lapangan dengan risiko rendah atau mengintensifkan kembali kegiatan eksploitasi sumur mereka tahun depan. Manuver itu diambil sekaligus untuk memaksimalkan pendapatan jangka pendek perusahaan dengan mengoptimalkan momentum harga minyak mentah yang masih tertahan tinggi hingga akhir tahun ini.

“KKKS lain masih berhati-hati, fokus ke low risk dan producing assets untuk memaksimalkan pendapatan jangka pendek untuk memanfaatkan harga minyak tinggi,” kata dia.

Sebelumnya, PHE mengusulkan rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) untuk peningkatan kegiatan hulu minyak dan gas bumi  tahun depan mencapai sekitar US$4,1 miliar atau setara dengan Rp64,31 triliun (asumsi kurs Rp15.686).

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro mengatakan, usulan itu disampaikan untuk pengembangan serta eksplorasi lapangan migas potensial yang lebih agresif tahun depan. Sementara itu, sejumlah lapangan andalan PHE belakangan telah mengalami penyusutan produksi atau declined rate lebih dari 50 persen.

“Kalau dulu kami hanya main di low risk, namun hasilnya orang bilang tidak terlalu big fish, kami masukkan juga tahun depan 22 persen untuk high risk,” kata Wiko saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (10/11/2022).

Rencana kerja itu, kata Wiko, juga berasal dari tingkat keberhasilan penemuan sumur eksplorasi subholding hulu Pertamina yang sudah mencapai 64 persen hingga triwulan ketiga tahun ini. Secara nasional, keberhasilan penemuan sumur eksplorasi sudah mencapai 77 persen atau lebih tinggi dari torehan pada periode yang sama tahun lalu di angka 55 persen.

“Ini semua tentu berkaca dari keberhasilan kami di eksplorasi tahun sekarang ini, di mana success ratio kami 64 persen dan sampai saat ini sudah menemukan sumber daya tambahan sekitar 280 Mboepd, ini cukup lumayan,” kata Wiko.

PHE melaporkan sejumlah lapangan tua yang saat ini dikelola Pertamina mengalami penurunan produksi alamiah atau declined rate lebih dari 50 persen.

Sejumlah WK yang tercatat mengalami penurunan produksi signifikan itu, di antaranya Rokan, Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS).

Kendati demikian, PHE melaporkan sejumlah lapangan yang berhasil menorehkan produksi melebihi target berasal dari WK Offshore North West Java (1,7 Mbopd), PEP Jatibarang (0,9 Mbopd), PT Pertamina Hulu Mahakam (1,3 Mbopd & 30 MMscfd), JOB Tomori (22 MMscfd) dan Corridor (6 MMscfd).

PHE memproyeksikan produksi minyak dan gas bumi subholding hulu Pertamina hingga akhir 2022 dapat menyentuh di angka 808 Mboepd. Torehan itu berasal dari perolehan produksi minyak sebesar 418 Mbopd dan gas di kisaran 2.256 MMscfd.

Prognosa produksi migas dari subholding hulu Pertamina itu relatif lebih rendah dari target awal yang sempat dipatok optimis pada awal 2022. Saat itu, target produksi migas ditetapkan sebesar 854 Mboepd yang berasal dari capaian minyak 446 Mbopd dan gas 2.363 MMscfd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper