Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Genjot Eksplorasi Migas, PHE Butuh Modal Rp64,31 Triliun 2023

Pertamina Hulu Energi berencana untuk lebih agresif dalam mengeksplorasi lapangan migas potensial tahun depan, terutama yang berisiko tinggi.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengusulkan rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) untuk peningkatan kegiatan hulu minyak dan gas bumi (migas) tahun depan mencapai sekitar US$4,1 miliar atau setara dengan Rp64,31 triliun (asumsi kurs Rp15.686).

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro mengatakan, usulan itu disampaikan untuk pengembangan serta eksplorasi lapangan migas potensial yang lebih agresif tahun depan. Sementara itu, sejumlah lapangan andalan PHE belakangan telah mengalami penyusutan produksi atau declined rate lebih dari 50 persen.

“Kalau dulu kami hanya main di low risk, namun hasilnya orang bilang tidak terlalu big fish, kami masukkan juga tahun depan 22 persen untuk high risk,” kata Wiko saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (10/11/2022).

Rencana kerja itu, kata Wiko, juga berasal dari tingkat keberhasilan penemuan sumur eksplorasi subholding hulu Pertamina yang sudah mencapai 64 persen hingga triwulan ketiga tahun ini. Secara nasional, keberhasilan penemuan sumur eksplorasi sudah mencapai 77 persen atau lebih tinggi dari torehan pada periode yang sama tahun lalu di angka 55 persen.

“Ini semua tentu berkaca dari keberhasilan kami di eksplorasi tahun sekarang ini, di mana success ratio kami 64 persen dan sampai saat ini sudah menemukan sumber daya tambahan sekitar 280 Mboepd, ini cukup lumayan,” kata Wiko.

PHE melaporkan sejumlah lapangan tua yang saat ini dikelola Pertamina mengalami penurunan produksi alamiah atau declined rate lebih dari 50 persen.

Sejumlah WK yang tercatat mengalami penurunan produksi signifikan itu, di antaranya Rokan, Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS).

Kendati demikian, PHE melaporkan sejumlah lapangan yang berhasil menorehkan produksi melebihi target berasal dari WK Offshore North West Java (1,7 Mbopd), PEP Jatibarang (0,9 Mbopd), PT Pertamina Hulu Mahakam (1,3 Mbopd & 30 MMscfd), JOB Tomori (22 MMscfd) dan Corridor (6 MMscfd).

PHE memproyeksikan produksi minyak dan gas bumi subholding hulu Pertamina hingga akhir 2022 dapat menyentuh di angka 808 Mboepd. Torehan itu berasal dari perolehan produksi minyak sebesar 418 Mbopd dan gas di kisaran 2.256 MMscfd.

Prognosa produksi migas dari subholding hulu Pertamina itu relatif lebih rendah dari target awal yang sempat dipatok optimis pada awal 2022. Saat itu, target produksi migas ditetapkan sebesar 854 Mboepd yang berasal dari capaian minyak 446 Mbopd dan gas 2.363 MMscfd.

“Prognosa akhir Desember, produksi migas PHE akan sebesar 808.000 barel oil equivalent per day atau tumbuh 9 persen dibandingkan realisasi 2021,” kata dia.

Hingga September 2022, realisasi produksi migas dari PHE sudah di angka 800 Mboepd. Torehan produksi itu berasal dari minyak sebesar 418 Mbopd dan gas di angka 2.216 MMscfd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper