Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bye Resesi! Airlangga: Ekonomi RI Bisa Tembus 5,3 Persen Tahun Depan

Menko Airlangga optimistis perekonomian Indonesia berpotensi tumbuh lebih tinggi pada tahun depan. Kebal resesi?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Dok. ekon.go.id
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Dok. ekon.go.id

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah optimistis perekonomian Indonesia akan melanjutkan tren penguatan bahkan berpotensi tumbuh lebih tinggi pada 2023. Untuk tahun ini, perekonomian RI diperkirakan mencapai 5,2 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan prediksi tersebut ini sejalan dengan capaian ekonomi pada kuartal III/2022 yang mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Secara kumulatif pun, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 atau hingga kuartal III/2022 telah mencapai 5,40 persen.

"Dengan memperhatikan berbagai risiko pertumbuhan ekonomi di 2023, Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi diprediksi tetap optimis di angka 5,2 persen dan pada 2023 juga di atas 5,3 persen,” katanya saat konferensi pers, Senin (7/11/2022).

Airlangga menuturkan berbagai lembaga juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai kisaran 4,7 hingga 5,1 persen. Menurutnya, hal ini menandakan ekonomi Indonesia jauh dari situasi resesi.

Beberapa indikator yang mendukung, diantaranya PMI Manufaktur Indonesia yang masih ekspansif di angka 51,8 pada Oktober 2022. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga masih di zna optimis pada level 117,2, serta penjualan riil yang tumbuh sebesar 5,52 persen.

Dia menyampaikan terdapat sejumlah risiko yang masih perlu terus diwaspadai ke depan, yaitu gejolak ekonomi global yang dihadapkan pada tingginya ketidakpastian dan tantangan pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi ke bawah.

Apalagi, beberapa negara bahkan telah menunjukkan tanda-tanda penurunan pertumbuhan pada 2022 dan berlanjut pada 2023. 

"Pada jalur perdagangan, pemerintah juga mewaspadai tren harga komoditas yang akan kembali ke situasi normal, juga pelemahan permintaan global yang akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia," imbuhnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper