Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Thailand Cabut Izin Beli Tanah bagi Investor Asing, Ini Alasannya

Sebelumnya, investor ditawarkan lahan 0,16 hektar jika menanam US$1,07 juta dalam bentuk obligasi selama 3 tahun, yang kemudian justru dipersoalkan. 
Bangkok, Thailand/
Bangkok, Thailand/

Bisnis.com, JAKARTA- Pada 2022, Pemerintah Thailand berupaya menarik minat investor asing untuk membeli tanah di negara tersebut. Kini, justru kebijakan itu menuai kritik keras.

Sebelumnya, investor ditawarkan lahan 0,16 hektar jika menanam US$1,07 juta dalam bentuk obligasi selama 3 tahun, yang kemudian justru dipersoalkan. 

Upaya tersebut justru mendapat kecaman dari publik. Seorang kritikus mengatakan jumlah investasi terlalu kecil dan kebijakan tersebut dapat menaikkan harga properti serta menekan jumlah kepemilikan lokal. 

Juru Bicara Pemerintah Anucha Burapachaisri mengatakan pemerintah telah menarik kembali rencana penawaran untuk investor asing atas dasar kepentingan masyarakat. 

"Kementerian Dalam Negeri telah menarik proposal itu untuk mendengarkan pendapat dari semua pihak sehingga menjadi komprehensif," kata Anucha, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (8/11/2022). 

Menteri Dalam Negeri Thailand, Anupong Paochinda menyebut masalah ini rumit untuk diputuskan dan perlu studi lanjutan untuk mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.

Thailand telah berupaya untuk memikat investasi asing guna meningkatkan perekonomian, termasuk skema visa jangka panjang dan keringanan pajak penghasilan untuk orang asing, pensiunan kaya, dan profesional terampil.

Negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini diperkirakan akan terus tumbuh 3,3 persen tahun ini dan selama beberapa dekade telah menjadi salah satu tujuan paling populer di Asia bagi ekspatriat, bisnis, dan pensiunan barat.

Sebelumnya, tak hanya Thailand yang merayu orang asing untuk tinggal dan berinvestasi di negara mereka. Malaysia juga meluncurkan program visa premium untuk menarik investor asing.

Hal tersebut diklaim daapt memperkuat ekonomi dan meningkatkan kesempatan kerja bgai penduduk setempat. Program ini terbuka untuk individu dengan pendapatan tahunan luar negeri lebih dari US$100.000. 

Kementerian Dalam Negeri Malaysia mengatakan setidaknya telah ada 1.000 perserta di tahun pertama program ini berlangsung. Para peserta ini diharapkan menghasilkan pendapatan sekitar US$43 juta untuk Malaysia, serta penghematan tetap sebesar US$218 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper