Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biang Kerok Harga Properti di AS Anjlok, Kesempatan Beli?

Penurunan harga rumah diklaim sebagai jembatan untuk menutup kesenjangan dari kenaikan suku bunga yang akan menggerek hipotek.
Logo Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan
Logo Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan

Bisnis.com, JAKARTA — Harga real estat dan properti komersial di Amerika Serikat (AS) turun drastis hingga 13 persen seiring kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari Bloomberg, suku bunga The Fed yang kini berada di kisaran 3,75 persen - 4 persen berdampak langsung pada pemangkasan nilai properti mulai dari apartemen, kantor, rumah hingga pusat perbelanjaan.

Adapun, menurut indeks harga Green Street, pusat perbelanjaan ditekan dengan penurunan harga hingga 23 persen, apartemen dan gudang turun masing-masing 17 persen. Sementara harga rumah turun 13 persen dan harga perkantoran turun 14 persen.

Analis Real Estat Peter Rothemund menilai penurunan harga pada seluruh jenis properti komersial merupakan penurunan tertinggi sejak krisis keuangan global pada 2008 lalu. Kala itu, harga properti anjlok hingga 35 persen.

"Seiring [suku bunga] naik dan naik, harga properti semakin turun," kata Rothemund, dikutip dari Bloomberg, Minggu (6/11/2022).

Dia menerangkan, bulan Oktober lalu, indeks harga telah menunjukkan penurunan di angka 7 persen. Nilai properti turun karena biaya pinjaman yang lebih tinggi memotong potensi pengembalian bagi investor.

Ditambah dengan The Fed yang agresif menaikkan suku bunga acuannya dalam upaya untuk mengendalikan inflasi. Kenaikan 75 basis poin adalah kenaikan keempat Fed terbesar di tahun ini.

Di sisi lain, Forbes melaporkan penurunan harga rumah di AS merupakan imbas dari kekhawatiran di mana keterjangkauan pembelian rumah semakin buruk akibat kenaikan suku bunga.

Namun, berdasarkan data properti dari Zillow, harga rumah naik 13 persen dari tahun ke tahun meski terjadi penurunan setiap bulannya. Hal ini menunjukkan pasar properti AS tidak berada dalam situasi kolaps atau krisis.

Penurunan harga rumah diklaim sebagai jembatan untuk menutup kesenjangan dari kenaikan suku bunga yang akan menggerek hipotek.

Di sisi lain, penilaian Federal Reserve Atlanta menunjukkan kesenjangan dapat ter-cover jika penurunan terjadi sekitar 20 persen sehingga konsumen masih dapat menjangkau pasar properti.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper