Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah penumpang yang melakukan mobilitas pada periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 sebanyak 60,6 juta atau sebesar 22,4 persen dari jumlah penduduk di Indonesia.
Hasil tersebut didapatkan dari survei pertama yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi. Dari hasil tersebut, sebanyak 12,3 persen di antaranya atau sebesar 7,5 juta orang melakukan pergerakan dari wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) atau sebesar 12,3 persen untuk keperluan natal dan tahun baru sekaligus melakukan aktivitas di daerah wisata.
Direktur Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan Kementerian Perhubungan Junaid memprediksikan puncak arus mudik untuk nataru adalah pada 24 Desember 2022 dan 25 Desember. Kemudian puncak pergerakan pada tahap 2 yakni 31 Januari dan 1 Januari 2023.
Selama periode tersebut, kemenhub melakukan pemantauan 2022 mengatakan sudah melakukan simulasi dengan melakukan pemantauan di sebanyak 11 lintasan. Sebelas lintasan tersebut adalah Merak Bakauheni, Ketapang – Gilimanuk, Padangbai – Lembar, kemudian Kayangan – Poyotano, Sibolga – Nias, Ajibata – Ambarita, Tanjung Api-Api – Tanjung Kelian, Bajoe Kolaka, Bitung – Ternate, Kupang – Rote, Hunimua – Waipirit.
Dia mengatakan di sebelas lintasan tersebut khususnya angkutan natal dan tahun baru apabila dibandingkan dengan 2019 mengalami penurunan penumpang sebesar 46 persen, kendaraan roda dua sebesar 53 persen, kendaraan roda empat 38 persen dan busa hingga 47 persen. Namun jika dibandingkan dengan 2021/2022 akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
“Saat Nataru 2022/2023, pada mobilitas pergerakan diprediksikan kurang lebih 60,6 juta. Angka ini yang akan melakukan mobilitas saat nataru,” ujarnya dalam Sinergi untuk Negeri: Kolaborasi Stakeholder Mendukung Kelancaran Angkutan Penyeberangan Periode Angkutan Natal dan Tahun Baru 2023 yang digelar Bisnis Indonesia dan PT ASDP Indonesia Ferry, Kamis (3/11/2022).
Baca Juga
Dia juga sudah mensimulasikan jika pada 2019 terdapat sebanyak 3,461 juta penumpang. Kemudian, pada 2022, dia memprediksikan total kendaraan yang melalui 11 penyeberangan tersebut adalah 713.592.
“Membandingkan dengan pada 2019 angkutan nataru menggunakan kapal penyeberangan ini menurun 8 persen,” terangnya.
Di sisi lain survei BKT tersebut juga mengungkap adanya potensi sekitar 70 persen masyarakat yang tidak melakukan mobilitas selama angkutan nataru 2022/2023. Faktor penurunan tersebut dikarenakan juga adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), penyesuaian tarif transportasi, dan dampak ekonomi sosial.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta adanya dukungan mobilitas transportasi baik angkutan laut maupun penyeberangan yang andal selama periode Natal dan Tahun Baru 2023.
Untuk itu, Kemenhub telah mulai mempersiapkan diri guna mensukseskan perhelatan tahunan itu setelah sempat 2 tahun berturut-turut tidak ada aktivitas mudik karena pandemi Covid-19. Pada tahap awal, Kemenhub telah menggelar inspeksi keselamatan atau ramp check sarana dan prasarana transportasi termasuk di angkutan penyeberangan. Menhub juga menekankan kesiapan sarana dan prasarana transportasi dilihat lagi untuk memastikan kelaikan lagi dan untuk mengantisipasi potensi lonjakan penumpang.
“Pelabuhan penyeberangan merupakan salah satu simpul transportasi yang akan mengalami peningkatan intensitas dalam melayani angkutan barang dan penumpang saat Natal dan Tahun Baru,” tegasnya.
Berdasarkan pengalaman dan momen angkutan Lebaran 2022, Menhub menyatakan masyarakat sangat antusias melakukan perjalanan darat dengan harapan mendapatkan pengalaman perjalanan yang selamat aman nyaman dan sehat. Selain itu, masyarakat juga berharap proses antrean di pelabuhan penyeberangan bisa lebih lancar lagi.
Pada Angkutan Lebaran 2022, ASDP Indonesia Ferry melayani sekitar 4,93 juta penumpang dan 1,18 juta unit kendaraan di 13 lintasan penyeberangan. Berbagai dinamika di lapangan telah terjadi pada saat arus mudik Lebaran berupa terjadi kepadatan antrean kendaraan yang relatif tinggi saat menuju Pelabuhan Merak, Banten.
“Untuk itu, saya mengimbau kepada PT ASDP Indonesia Ferry selaku operator dan semua stakeholder penyedia angkutan penyeberangan mempersiapkan diri dengan meningkatkan kuantitas jumlah kapal dan kualitas pelayanan agar layanan Nataru berjalan lancar,” kata Menhub.
Secara khusus, Menhub meminta BUMN penyeberangan menggencarkan sosialisasi layanan tiket elektronik Ferizy di empat pelabuhan utama. Keempat pelabuhan penyeberangan itu adalah Merak Banten, Bakauheni Lampung, Ketapang Banyuwangi dan Gilimanuk Bali.
“Agar sosialisasi makin gencar dilakukan sehingga pengguna jasa dapat mempersiapkan perjalanan lebih baik dan tidak mengalami antrean yang sangat panjang,” kata Budi Karya.