Bisnis.com, JAKARTA - Mobilitas masyarakat diprediksi meningkat saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Tempat wisata diprediksi menjadi pusat kepadatan.
Menurut Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, kecenderungan masyarakat lebih besar untuk berwisata ketimbang pulang kampung saat periode libur akhir tahun.
"Kalau Natal dan tahun baru orang lebih banyak bergerak untuk wisata, bukan pulang kampung. Meskipun itu hari keagamaan, tapi lebih sedikit. Lebih banyak [pergerakan] nanti di akhir pekan," jelasnya, Senin (17/10/2022).
Jika mengacu pada Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2022 yang ditetapkan pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri pada 2021 lalu, Hari Raya Natal menjadi salah satu hari libur nasional pada Minggu 25 Desember 2022.
Pada saat itu, terang Djoko, nantinya akan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berwisata apalagi jika ada libur akhir pekan panjang, atau long weekend.
Secara kewilayahan, Akademisi Unika Soegijapranata ini memprediksi terdapat delapan provinsi dengan volume pergerakan tertinggi. Contohnya, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga
"Di lokasi-lokasi lokal itu pergerakan akan meningkat. Tapi terlepas dari [delapan provinsi] itu peningkatan pada tempat wisata," tuturnya.
Dari segi angkutan transportasi, Djoko menilai penggunaan sepeda motor untuk jarak jauh akan sangat jarang. Salah satu faktornya yakni pergerakan masyarakat yang cenderung tidak lebih masif pada Natal dan tahun baru, ketimbang saat Idulfitri.
Berkaca pada Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, peningkatan mobilitas masyarakat berdasarkan angkutan transportasi meningkat. Khususnya, angkutan kereta api.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menutup pelaksanaan posko monitoring penyelenggaraan transportasi periode libur Nataru, awal Januari 2022.
"Secara umum penumpang angkutan darat, angkutan laut, dan udara selama periode libur Natal dan Tahun Baru mengalami peningkatan sebesar 10 persen. Dengan dominasi paling besar di moda transportasi Kereta Api yang naik sebesar 56 persen," terang Budi Karya.