Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Bawa Kabar Baik, Indonesia Tak Akan Kena Resesi!

Bank Indonesia optimistis ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh. Meskipun, ancaman inflasi tinggi mengintai kondisi domestik. Indonesia tak akan kena resesi?
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Kamis (20/10/2022). BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 50 basis poin menjadi 4,75 persen./Youtube Bank Indonesia.
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Kamis (20/10/2022). BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 50 basis poin menjadi 4,75 persen./Youtube Bank Indonesia.

Dampak Resesi Global

Dody Budi Waluyo buka suara soal ancaman resesi global yang kemungkinan bakal terjadi pada 2023. Menurutnya, ketidakpastian global yang terjadi akibat perang Rusia vs Ukraina membuat harga komoditas pangan dan energi bisa meningkat di masa depan.

"Simbolnya dunia sedang tidak baik-baik saja. Kita bukan menakuti, tetapi bagaimana kita memitigasi karena sekarang semua negara sedang berperang dengan ancaman yang sama," ujarnya saat memberikan kata sambutan di acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Tengah, Senin (31/10/2022).

Dia mengatakan saat ini hampir seluruh bank sentral di berbagai negara, khususnya negara maju, telah menaikkan suku bunga acuan.

Apapun risiko yang dihadapi, lanjutnya, para pengambil kebijakan menempatkan pertumbuhan ekonomi yang melambat sebagai prioritas kedua.

"Karena masalah stabilitas itu tidak ada kata tawar. Tidak ada pertumbuhan yang tinggi jika itu diikuti dengan harga yang tinggi sehingga mengikuti daya beli," imbuhnya.

Dody menegaskan Bank Indonesia sudah menerima mandat untuk menjaga laju inflasi. Menurutnya, Bank Indonesia akan mencoba mengendalikan inflasi tergantung source atau akar permasalahan yang ada di lapangan.

Dia menuturkan strategi pengendalian inflasi di Indonesia bukan semata-mata dengan menaikkan suku bunga. Pasalnya, kata dia, ada berbagai faktor yang mendorong laju inflasi, contohnya pasokan dan distribusi masing-masing komoditas.

"Kalau masalahnya harga cabai naik karena terganggu hilang pasokannya, Masalah ikan yang berkurang. Kalau secara nasional itu menjadi permasalahan pangan, apakah tepat jika suku bunga kita naikkan? Apakah kalau suku bunga kita naikkan pasokan bertambah? Apakah tidak membuat beban ke perekonomian menjadi berlebih?" ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan tingkat inflasi di dalam negeri akan mencapai 6,3 persen pada akhir 2022. Dia menyampaikan bahwa proyeksi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi BI sebelumnya, di mana inflasi diperkirakan mencapai 6,6 hingga 6,7 persen tahun ini.

“Semula kami perkirakan 6,6–6,7 persen, dengan realisasi dan koordinasi yang erat bisa lebih rendah, bisa 6,3 persen di akhir tahun ini,” katanya, Rabu (19/10/2022). Perry Warjiyo mengatakan inflasi pada September 2022 yang mencapai 5,9 persen juga lebih rendah dari proyeksi BI sebelumnya sebesar 6,2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Sebelumnya
Strategi BI Lawan Inflasi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper