Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menekankan bahwa sudah banyak investor yang berminat berinvestasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara. Nilainya diprediksi minimal Rp200 triliun.
Hal tersebut disampaikan Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan III/2022 di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan, Senin (24/10/2022).
“IKN bagaimana nasibnya? Apakah banyak investor yang mau masuk? Saya jamin bahwa banyak investor yang masuk,” katanya.
Berdasarkan masterplan, untuk tahap pertama, Bahlil opstimistis dapat selesai sesuai jadwal dan di 2024 impian Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melaksanakan upacara 17 Agustus di IKN dapat terwujud.
Bahlil menyebut sejumlah negara menyatakan minatnya untuk menanamkan modalnya di IKN, salah satunya adalah Uni Emirat Arab (UEA). Negara tersebut rencananya akan berinvestasi sebesar US$20 miliar, tidak hanya untuk IKN, namun juga beberapa investasi di sektor lain.
Selain UEA, Bahlil juga membeberkan beberapa negara yang berminat seperti China, Korea, Taiwan, serta sejumlah negara di Eropa. Kendati demikian, Bahlil enggan untuk menyebutkan berapa besaran nilai investasi. Dia mengaku, penawaran tersebut sudah disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi.
Baca Juga
“Terkecuali sudah semi kontrak baru kami ngomong tapi angkanya tidak mengecewakan, artinya saya mau sampaikan bahwa minimal Rp200 triliun akan bisa kita wujudkan dalam pembangunan proyek IKN di tahap pertama,” ujarnya.
Bahlil menjelaskan dana pembangunan IKN nantinya lebih banyak berasal dari sektor swasta. Sebab, IKN merupakan proyek besar dan tidak bisa selesai selama 1-2 tahun.
“Total investasi IKN di awal kurang lebih sekarang sekitar Rp 500 triliun lebih, 20 persen-nya dari APBN, selebihnya investasi. Itu kan bukan 1-2 tahun selesai, bisa sampai 10 tahun baru bisa selesai,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menggelar market sounding proyek IKN untuk menarik minat investor berinvestasi di IKN.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan rencana pemerintah memindahkan ibu kota dari DKI Jakarta ke Nusantara sebagian besar akan mengandalkan keterlibatan investasi dari swasta atau private sector.
"Jadi Nusantara adalah masa depan Indonesia yang bisa terwujud dengan upaya bersama. Bukan hanya pemerintah, karena kami hanya siapkan 20 persen, sedangkan 80 persen kepada investor termasuk bapak ibu yang hadir malam hari ini," kata Jokowi di acara Market Sounding IKN di Jakarta, Selasa (18/10/2022).