Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Global Gelap, Bahlil: Investasi RI InsyaAllah Ada Terangnya

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia buka suara soal proyeksi investasi Indonesia saat ekonomi global gelap gulita.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam acara webinar Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahanan Geopolitik Pascapandemi di Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam acara webinar Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahanan Geopolitik Pascapandemi di Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia memiliki secercah harapan untuk meralisasikan investasi, meski ekonomi global saat ini diliputi awan gelap akibat krisis ekonomi dan resesi. 

Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan target investasi pada tahun depan naik menjadi Rp1.400 triliun dari sebelumnya Rp1.200 triliun.

“Sekalipun kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan gelap-gulita, tapi ada secercah harapan untuk investasi InsyAllah ada terangnya. Ditanya saya apakah optimis? Kami harus optimis, tapi kami optimis ya terukur, jangan babi buta,” kata Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan III/2022 di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan, Senin (24/10/2022).

Saat ini, kata Bahlil, pihaknya tengah mendata perusahaan mana saja yang akan datang di 2023 untuk melakukan investasi dan perusahaan mana saja yang sudah keluar ataupun tetap melanjutkan investasinya di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi secara kumulatif Januari-September 2022 mencapai Rp892,4 triliun atau tumbuh sebesar 35,3 persen (year-on-year/yoy). Itu artinya, BKPM telah berhasil mencapai 74,4 persen dari target Rp1.200 triliun dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 965.122 orang.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan sebelumnya mengatakan adanya sejumlah tantangan pada 2023 mendatang, khususnya gejolak ekonomi global, membuat BKPM harus terus berinovasi.

Selain itu, pihaknya juga akan mempercepat dan meningkatkan kemudahan-kemudahan berusaha untuk menarik investasi ke Indonesia, serta terus melakukan pengawalan terhadap pelaku usaha.

Saat ditanyai apakah tantangan tersebut dapat mengganggu target investasi Indonesia di tahun depan, Indra mengaku akan terus melihat perkembangan yang ada.

“Yang pasti akan dipertimbangkan, arahnya positif atau negatif tergantung dinamika. Kalau kita melihat, ini arahnya bisa memberikan harapan,” ujarnya.

Adapun, realisasi Januari-September 2022 didominasi oleh penanaman modal asing (PMA) yang tercatat sebesar Rp479,3 triliun atau 53,7 persen dari total realisasi investasi. Jumlah tersebut meningkat sebesar 44,5 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan, realisasi investasi yang berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp413,1 triliun atau 46,2 persen dari total realisasi.

Berdasarkan sektor, realisasi investasi Januari-September 2022 paling banyak ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai Rp131,8 triliun. Kemudian, ada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp97,6 triliun.

Investasi yang masuk ke pertambangan senilai Rp96,5 triliun, diikuti sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran, serta listrik, gas dan air yang masing-masing tercatat sebesar Rp68,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper