Bisnis.com, JAKARTA – Pasar keuangan Inggris bereaksi dengan tenang setelah Rishi Sunak dipastikan menjadi Perdana Menteri Inggris berikutnya.
Mengutip BBC, Senin (24/10/2022), nilai tukar poundsterling tidak mengalami perubahan terhadap dolar AS pada Senin sore waktu setempat dan biaya pinjaman pemerintah tetap lebih rendah setelah pesaing terakhir Rishi Sunak, yakni Penny Mordaunt keluar dari kompetisi memperebutkan kursi kepemimpinan 10 Downing Street.
Sebelumnya pada hari ini, poundsterling sempat menguat mendekati US$1,14 terhadap dolar AS, sebelum akhirnya melemah kembali.
Bulan lalu, poundsterling jatuh ke rekor terendah terhadap dolar dan biaya pinjaman pemerintah naik tajam setelah keluarnya anggaran mini Perdana Menteri Liz Truss.
Investor sempat ketakutan setelah Menteri Keuangan Inggris ketika itu, Kwasi Kwarteng berjanji pemotongan pajak besar-besaran tanpa mengatakan bagaimana mereka akan dibayar. Hal ini sebenarnya sesuatu yang Sunak peringatkan selama kontes kepemimpinan pada periode musim panas lalu.
Pekan lalu, Menteri Keuangan yang baru Jeremy Hunt menarik hampir semua pemotongan pajak hasil inisiasi Truss dalam upaya menstabilkan pasar keuangan sekalipun mereka tetap gelisah.
Baca Juga
Pada Jumat (21/10/2022) lalu, pound sempat jatuh serendah US$1,11 dan biaya pinjaman pemerintah naik di tengah ketidakpastian politik yang berkelanjutan dan peringatan baru tentang ekonomi Inggris.
Pada Senin (24/10/2022), biaya pinjaman pemerintah turun kembali. Tingkat bunga atau imbal hasil obligasi pemerintah Inggris tenor 30 tahun turun menjadi 3,8 persen. Angka tersebut sebelumnya pernah melambung ke 5,17 persen pada 28 September setelah anggaran mini dan janji Kwarteng untuk mengumumkan lebih banyak pemotongan pajak.
Jeremy Hunt yang mendukung Mr Sunak, dijadwalkan untuk menetapkan rencana ekonomi pemerintah untuk pajak dan pengeluaran pada tanggal 31 Oktober.
Dia telah memperingatkan pemerintah menghadapi "keputusan yang sangat sulit".
Tetapi pada Senin, investor dan penyandang dana terkenal Inggris, Guy Hands mengatakan Partai Konservatif tidak layak untuk menjalankan negara dan mengambil risiko harus meminta Dana Moneter Internasional (IMF) untuk dana talangan.
"Saya pikir mereka harus bergerak dari memerangi perang internalnya sendiri dan benar-benar fokus pada apa yang perlu dilakukan dalam ekonomi, dan mengakui beberapa kesalahan yang telah mereka buat dalam enam tahun terakhir yang terus terang menempatkan negara ini pada jalurnya. menjadi ‘orang sakit’ di Eropa," kata Hands.
Dia memperingatkan bahwa Inggris menuju periode pajak yang lebih tinggi, mengurangi layanan publik dan suku bunga yang lebih tinggi akhirnya akan mengarah pada bailout dari IMF seperti periode tahun 70-an.