Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Jababeka Tbk. (KIJA) merespons kondisi inflasi dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang mengalami kenaikan di angka 4,75 persen.
Presiden Direktur PT Jababeka Tbk. Sutedja Sidarta Darmono mengatakan penyesuaian harga akan dilakukan untuk berbagai proyek besutannya di berbagai wilayah di Indonesia.
"Tentu penyesuaian harga akan disesuaikan dengan keadaan terutama inflasi, tapi kita buat cukup moderat karena kita gak mau membebani pasar terlalu banyak jadi kita sesuaikan saja," kata Sutedja kepada wartawan di Fablab Correctio, Jababeka, Jumat (21/10/2022).
Di sisi lain, Sutedja memproyeksi pasar properti di Indonesia masih bisa terserap dengan baik, meski ada ancaman resesi di tahun 2023 membayangi.
Optimisme tersebut datang lantaran fundamental ekonomi Indonesia disebutnya cukup kuat, ditambah dengan demand pasar dalam negeri yang masih tinggi.
Sutedja mengatakan ketahanan Indonesia selama ini cukup baik dalam menghadapi berbagai ancaman krisis makroekonomi. Dia meyakini kali ini pun Indonesia memiliki bantalan sehingga dengan percaya diri meningkatkan suku bunga beberapa kali dalam waktu singkat.
"Kalau kita lihat beberapa tahun lalu suku bunga kita itu juga cukup tinggi, ini istilahnya Indonesia sudah punya semacam bantalan untuk bisa meningkatkan suku bunga sampai berapa kali dan juga untuk menyesuaikan dengan keadaan inflasi yang saat ini sedang terjadi," ujarnya.
Lebih lanjut, Jababeka masih akan terus fokus mengembangkan proyek eksisting saat ini, baik itu di kawasan Cikarang, Tanjung Lesung, dan Morotai. Adapun di Cikarang sendiri ada landbank sebangak 1.000 hektare untuk dikembangkan lebih lanjut.
"Kita akan terus [pembelian lahan] pastinya, karena kita akan ada perluasan juga," ungkapnya.