Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Bakal Larang Ekspor Timah Batangan, Serapan Hilir Masih Rendah

Kementerian ESDM menjelaskan alasan pemerintah berencana memberlakukan larangan ekspor timah batangan pada akhir 2022.
Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaludin memberikan sambutan acara Indonesia Tin Conference 2022 di Jakarta, Rabu (19/10). ICDX menggelar acara tahunan Indonesia TIN Conference 2022 yang kali ini membahas mengenai perkembangan industri timah di Indonesia khususnya di tengah rencana pemerintah terkait hilirisasi timah pada 2023 - JIBI/Bisnis/Suselo Jati.
Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaludin memberikan sambutan acara Indonesia Tin Conference 2022 di Jakarta, Rabu (19/10). ICDX menggelar acara tahunan Indonesia TIN Conference 2022 yang kali ini membahas mengenai perkembangan industri timah di Indonesia khususnya di tengah rencana pemerintah terkait hilirisasi timah pada 2023 - JIBI/Bisnis/Suselo Jati.

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan hilirisasi balok timah (tin ingot) hasil pemurnian di dalam negeri masih rendah yaitu baru mencapai 5 persen. Padahal, dalam waktu dekat akan diberlakukan larangan ekspor timah batangan yaitu pada akhir 2022.

“Dari sekian banyak produk hanya kurang lebih 5 persen yang lebih hilir dari tin ingot yang dikelola di dalam negeri. Ini jadi PR paling besar ketika pelarangan ekspor tin ingot itu terjadi,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin saat membuka Indonesia Tin Conference 2022 di Hotel Grand Hyatt, Rabu (19/10/2022).

Ridwan mengatakan serapan industri hilir untuk mengolah lebih lanjut balok timah itu relatif belum optimal menyusul rencana larangan ekspor. Dia khawatir industri dalam negeri tidak mampu menampung potensi limpahan tin ingot yang mayoritas diperdagangkan untuk pasar luar negeri.

Ridwan mengatakan kementeriannya bersama dengan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung tengah mengkaji ulang tata niaga timah untuk mengetahui kondisi riil rantai pasok komoditas tersebut.

“Kalau ada yang diimpor apa saja yang kita impor, siapa importirnya, siapa pengguna dalam negeri dari sana kita akan membuat rencana kalau nanti kita larang ekspor tin ingot agar proses ini bisa berjalan lancar,” ujarnya.

Di sisi lain, dia juga menyoroti kendala spesifik terkait dengan pasar dari industri hilir tin ingot tersebut. Menurutnya, sejumlah produk hilir tin ingot yang terdapat di industri turunan seperti elektronik dan otomotif sudah memiliki jaringan rantai pasok tersendiri yang akan menyulitkan penetrasi pasar mendatang.

“Beberapa industri hilir elektronik dan otomotif sudah punya jaringan rantai pasok sendiri, apakah kalau kita bikin tin solder di sini akan bisa diserap di pasar internasional, marilah kita uraikan supaya nanti kita buat pabriknya, kita tetap bisa menjual,” tuturnya.

Kementerian ESDM melaporkan produksi timah di dalam negeri mencapai 34,61 ribu ton pada 2021. Adapun torehan ekspor mencapai 28,25 ribu ton atau 98 persen dari keseluruhan produksi saat itu.

Di sisi lain, Kementerian ESDM menargetkan produksi logam timah mencapai 70.000 ton pada 2022. Sementara realisasi produksi sudah mencapai 9.654,72 ton dan penjualan sudah menyentuh 9.629,68 ton per Mei 2022.

Di sisi lain, rata-rata harga timah murni batangan sepanjang 2015 hingga 2022 berada di posisi US$22.693 per ton. Adapun sejak dua tahun belakangan, harga timah murni batangan melonjak di angka US$30.207 per ton pada 2021 dan US$41.256 per ton pada April 2022 lalu.

Sementara tarif royalti timah yang berlaku saat ini masih bersifat flat sebesar 3 persen. Artinya tarif royalti yang dikenakan kepada badan usaha tidak berubah dari acuan 3 persen walaupun harga jual komoditas itu berfluktuasi tinggi akhir-akhir ini.

“Saat ini 98 persen dijual ke luar negeri dalam bentuk tin ingot hanya 2 persen yang diserap di dalam negeri. Jadi kalau nanti kita betul-betul dilarang ekspor dalam bentuk ingot itu berarti kita harus siapkan industri pengolahannya dalam jumlah yang masif,” kata dia.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah bakal mengumumkan rencana lebih lanjut ihwal penyetopan ekspor sejumlah komoditas mineral seperti timah, bauksit dan tembaga pada November 2022 mendatang. Bahlil mengatakan pemerintah tengah memetakan sejumlah skenario hilirisasi dari komoditas mineral tersebut.

“Kita lagi godok aturannya. Kita akan bicara soal sistem hilirisasinya, pohon ekonominya sejauh mana,” kata Bahlil selepas acara Orasi Ilmiah PTFI di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (5/10/2022).

Bahlil menargetkan regulasi terkait dengan larangan ekspor sejumlah komoditas mineral itu dapat rampung bulan depan. Menurutnya, kebijakan larangan ekspor itu mesti diikuti dengan program hilirisasi yang optimal di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper