Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Market Sounding IKN, Pakuwon Jati (PWON) Minat Bangun Mal

Jelang market sounding hari ini, pengembang properti Pakuwon Jati (PWON) menyatakan minat mengikuti tender proyek IKN.
Foto udara proses pembangunan jalan lingkar Sepaku segmen 2 di lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Foto udara proses pembangunan jalan lingkar Sepaku segmen 2 di lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) menyambut baik tawaran pemerintah kepada swasta untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Direktur Pengembangan Pakuwon Jati, Ivy Wong menyampaikan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam tender proyek pembangunan properti di IKN. Pihaknya disebut akan mendukung pemerintah dalam pengembangan kawasan di IKN.

"Apa yang akan kita bangun di sana, jelas Pakuwon biasa bangun mal. Kita juga ingin ada lahan yang di IKN yang bisa kita gunakan untuk mixed-use development," kata Ivy kepada Bisnis, Selasa (18/10/2022). 

Untuk diketahui, pemerintah akan menggelar market sounding atau penjajakan pasar untuk mempromosikan peluang investasi di IKN kepada para investor pada hari ini, Selasa (18/10/2022).

Sementara itu, Ivy mengatakan pihaknya berharap ada sejumlah insentif yang digulirkan dari pemerintah untuk para investor di IKN. Beberapa di antaranya yaitu terkait pembebasan pajak, mengingat biaya pembangunan saat ini naik karena inflasi.

"Mungkin bisa kasih insentif pajak ya karena sekarang bangunan cost-nya juga udah mulai naik. Misalkan ada bebas pajak terus memungkinkan juga kalau misalkan di pajak recurring untuk hotelnya," ujarnya.

Tak hanya itu, Pakuwon Jati saat ini cukup optimis kinerja tetap melaju di tengah berbagai inflasi dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Pasalnya, porsi pendapatan yang diterima PWON pada semester I/2022 ditopang oleh reccuring income dari proyek hotel, mal dan lainnya. 

"Pakuwon sebenarnya bukan 100 persen di dalam development ya, kita porsi besar juga di reccuring. Kalau reccuring sih di dalam resesi tidak berpengaruh, masih ada pengunjung, hotelnya ada traveler segala. Jadi kalau untuk bisnis reccuring memang dampaknya nggak ada," jelasnya.

Ivy melihat jika terjadi resesi di 2023, maka kondisi tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi penjualan properti. Dampak akan terasa secara bertahap yang bermula dengan kenaikan inflasi hingga kenaikan suku bunga. 

"Istilahnya kalau bunga naik, inflasinya juga terjadi. Konsumen pasti waspada, kan nggak tau itu berapa lama, mereka mungkin akan rem untuk spending," ungkapnya. 

Untuk itu, pihaknya masih terus mencermati dan menunggu berita baik dari kondisi ekonomi baik secara global maupun nasional. Pasalnya, Ivy tak memungkiri ada kekhawatiran terkait daya beli pasar properti di 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper