Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat penerimaan negara dari sektor hulu migas telah mencapai US$13,95 miliar atau setara dengan Rp215,9 triliun (kurs Rp15.480) sampai dengan kuartal III/2022.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, realisasi penerimaan tersebut telah mencapai 140 persen dari target APBN 2022 yang semula ditetapkan mencapai US$9,95 miliar. Namun, bila mengacu target penerimaan negara dalam APBN Perubahan 2022, realisasi baru mencapai 83 persen.
"Mudah-mudahan target APBN Perubahan yang US$16,7 miliar bisa kita capai di tahun 2022 ini," ujar Dwi dalam konferensi pers, Senin (17/10/2022).
Lebih lanjut, Dwi menggarisbawahi, torehan investasi pada sektor hulu migas masih relatif seret kendati harga minyak mentah dunia tertahan tinggi hingga triwulan ketiga tahun ini. Adapun, torehan investasi baru menyentuh di angka US$7,7 miliar atau 60 persen dari target yang ditetapkan US$13,2 miliar.
“Yang diinvestasikan pemain global dari keuntungan cash yang diperoleh ke hulu migas hanya 27 persen, lain-lainnya mereka pakai untuk mengurangi untuk, konsolidasi bisnis dan investasi lain seperti energi baru dan terbarukan sebagian dipakai bayar dividen,” kata dia.
Sementara itu, SKK Migas melaporkan produksi siap jual atau lifting migas per 30 September 2022 masih di bawah target APBN 2022. Realisasi lifting migas hingga akhir September 2022 berada di angka 1.562 juta barel setara minyak per hari (boepd) atau 89,8 persen dari target APBN tahun ini.
Baca Juga
Perinciannya, lifting minyak berada di kisaran 610.100 barel minyak per hari (bopd) dan salur gas menyentuh di angka 5.353 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Sementara itu, produksi minyak stabil di angka 613.000 bopd.
“Produksi minyak sampai September 2022, 613.000 bopd dengan lifting 610.100 bopd tentu saja kita akan lifting di waktu waktu berikutnya yang akan datang, sementara salur gas sudah 92,3 persen sebanyak 5.353 MMscfd,” kata Dwi.
Di sisi lain, SKK Migas melaporkan capaian cost recovery kegiatan hulu Migas pada triwulan ketiga tahun ini berada di angka US$4,93 miliar atau baru 57 persen dari target yang ditetapkan di angka US$8,65 miliar.