Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Belum Naik, Pengembang Tetap Berkomitmen Bangun Rumah Subsidi

Selama ini banyak anggapan bahwa rumah subsidi kecil, kumuh, kualitasnya rendah, tidak bisa dikembangkan menjadi sebuah kawasan kota.
Grand Cikarang City 2 di Cikarang Bekasi
Grand Cikarang City 2 di Cikarang Bekasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang rumah subsidi menyayangkan masih banyak kebijakan pemerintah yang sering berubah dan kurang berpihak sehingga menghambat pembangunan rumah. 

Owner Arrayan Group Asmat Amin mengatakan saat ini pemerintah tengah berupaya untuk mengurangi angka backlog hunian perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). 

Namun di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang tak mendukung para pengembang dalam membangun rumah subsidi. 

Salah satunya yakni, terkait harga rumah subsidi yang sudah selama 3 tahun belum dinaikkan oleh pemerintah.

Sementara implikasi dari kenaikan harga BBM sudah sangat terasa terhadap bahan baku untuk rumah.

“Harusnya, pemerintah sudah merencanakan sebuah aturan yang berlaku misalkan dalam lima tahun ke depan. Seperti harga, berdasarkan inflasi, kenaikan harga setiap tahun berapa persen. Karena kebanyakan yang bangun rumah subsidi adalah pengembang swasta. Kami pihak swasta ini mau supaya ada kepastian hukum dan kebijakannya,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (17/10/2022). 

Dia berharap pemerintah segera melakukan penyesuaian harga rumah subsidi, di tengah tekanan sektor properti. 

Pasalnya, sektor properti ini memiliki multiplier effect yang besar untuk 174 sektor industri turunannya. 

“Saya berharap pemerintah sudah tidak tunda-tunda lagi untuk menaikkan harga rumah subsidi,” ucapnya.

Arrayan Group terus berkomitmen membangun perumahan subsidi berkualitas bagi 

Hal ini sebagai upaya untuk mengubah image negatif pada sebagian orang yang masih beranggapan bahwa rumah subsidi tidak layak dihuni.

Selama ini banyak anggapan bahwa rumah subsidi kecil, kumuh, kualitasnya rendah, tidak bisa dikembangkan menjadi sebuah kawasan kota.

“Jadi stigma inilah yang terus kami upayakan untuk mengubahnya,” katanya.

Adapun rumah yang dikembangkan Arrayan Group yakni perumahan Grand Cikarang City 2 terletak di kabupaten Cikarang Utara Bekasi yang dikembangkan sebagai rumah berkualitas yang lansung siap huni ranpa harus melakukan renovasi terlebih dahulu. 

Perumahan Grand Cikarang City 2 dikembangkan di lahan dengan total luas mencapai 260 hektar, dimana sekitar 60 hektar lahan sudah dikembangkan.

Dalam rencana ke depan, Grand Cikarang City 2 akan dikembangkan menjadi kota mandiri, yang dilengkapi berbagai fasilitas di dalamnya.

Lokasi perumahan ini diapit oleh dua kawasan industri terbesar di Indonesia yaitu di Karawang dan Cikarang.

Saat ini, masyarakat yang sudah tinggal dalam kawasan GCC 2 sudah mencapai sekitar 4.500-an kepala keluarga, sedangkan hunian yang terbangun berjumlah sebanyak sekitar 5.000 unit rumah.

“Selain itu, juga telah terdapat area komersial berupa ruko, untuk tahap pertama sudah diserahterimakan kepada konsumen di akhir November 2021 lalu. Total ruko yang akan dibangun adalah sebanyak 200-an unit,” tuturnya. 

Adapun untuk fasilitas yang segera akan dibangun rumah ibadah, fasilitas sport center yang berada dalam kawasan perumahan

Perumahan Grand Cikarang City 2 (GCC 2) yang dikembangkan oleh Arrayan Group ini berhasil raih penghargaan dalam ajang Golden Property Awards (GPA) The People’s Choice 2022 untuk kategori favorite subsidized housing project. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper