Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Bukan Cuma Negara Miskin, Negara Maju Kena Resesi

Menkeu Sri Mulyani mengatakan bahwa bukan cuma negara miskin yang kena resesi, tetapi justru negara maju.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di acara pembukaan 3rd FMCBG Meeting di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022)/Antara.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di acara pembukaan 3rd FMCBG Meeting di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022)/Antara.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan dalam forum G20 bahwa kondisi ekonomi global menjadi terus semakin menantang. Bukan hanya negara miskin dan berkembang, negara maju pun menghadapi risiko besar seperti resesi

Sri Mulyani bahkan menyampaikan bahwa tidak berlebihan jika menyebut dunia saat ini ada dalam kondisi yang berbahaya. Konflik geopolitik di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai membuat tekanan ekonomi muncul dari berbagai sisi.

Menurutnya, seluruh negara harus membuat respons kebijakan yang spesifik, jelas, terkoordinasi, dengan komunikasi yang baik kepada negara-negara lain. Hal-hal itu penting karena seluruh negara menghadapi dilema dalam mencapai stabilitas atau mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Sri Mulyani menyebut bahwa tingginya harga komoditas dan inflasi yang terus menanjak membawa tekanan yang sangat besar. Kondisi itu diikuti oleh kenaikan bunga dan pengetatan likuiditas, sehingga bukan hanya negara miskin yang terdampak.

"Ini menciptakan risiko yang sangat besar bagi negara yang sudah dalam kondisi kesulitan utang. Bukan hanya bagi negara berpendapatan rendah, tetapi juga negara berpendapatan menengah, bahkan negara maju," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers The 4th FMCBG Meeting di Washington D.C, Amerika Serikat, Kamis (13/10/2022) waktu AS.

Dia menyebut bahwa kondisi global yang kompleks bukan semata-mata persoalan ekonomi, tetapi juga geopolitik. Oleh karena itu, seluruh negara perlu bekerja sama lebih baik dalam mengoordinasikan dan sinkronisasi kebijakan, terutama melalui G20.

Bauran kebijakan fiskal dan moneter sendiri menjadi salah satu diskusi utama dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20. Mereka mewaspadai pelemahan ekonomi yang akan terjadi pada 2023, agar tidak berlanjut ke tahun-tahun selanjutnya.

"Kami memperkirakan situasi global ini akan tetap sulit pada tahun ini, dan mungkin berlanjut hingga 2023. Kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan dari naiknya risiko resesi," ujar Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper