Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) melihat adanya potensi kenaikan permintan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 7-8 persen di sisa akhir tahun 2022.
Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar mengatakan hal tersebut dapat didorong oleh kehadiran relaksasi Perizinan Bangunan Gedung (PBG) yang selama ini menjadi kendala bagi developer di berbagai daerah.
"Untuk KPR sekarang ini kan banyak permasalahn di PBG yang pengganti IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Masih banyak daerah yang belum siap," kata Hirwandi kepada wartawan, Rabu (12/10/2022).
Dia menerangkan, pihaknya telah memberikan kemudahan untuk rumah non-subsidi yang masih terkendala PBG. Jika terkendala PBG, tapi perizinan sudah diproses dan diverifikasi, BTN akan memberikan kemudahan kredit.
"Tapi kalo misalnya di subsidi itu kan memang harus sudah ada PBG. Alhamdulillah di akhir September kemarin ada relaksasi dari Kementerian PUPR jadi cukup dengan pernyataan bahwa itu sudah dalam proses," ujarnya.
Hirwandi juga menyampaikan bahwa saat ini sudah banyak daerah yang proses PBG-nya dipermudah. Namun memang masih memakan waktu yang cukup panjang.
Meski masih dalam proses, Hirwandi mengatakan BTN tetap memproses Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) sambil menunggu proses perizinan selesai.
"Pada saat dia akad baru kita mintakan PBG jadi untuk hingga akhir tahun ini inshaallah permintaan akan naik. Kenaikan kredit kalau saya hitung untuk KPR subsidi dan non-subsidi sekitar 7-8 persen," ungkapnya.