Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus Pemerintah Capai Target Kemiskinan Ekstrem 0 Persen pada 2024

Simak jurus pemerintah untuk mencapai target kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada 2024. Mungkinkah terjadi?
Dua warga melintas di kawasan rumah padat penduduk Kebun Melati, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Dua warga melintas di kawasan rumah padat penduduk Kebun Melati, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian PPN/Bappenas telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2024.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan upaya pemerintah dalam mencapai target tersebut adalah dengan meningkatkan kapasitas kelompok miskin ekstrem dan membantu kelompok masyarakat miskin dengan program-program yang ada saat ini. 

Namun, menurut dia, basis data kemiskinan ekstrem menjadi hal yang penting dalam mencapai target yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2021 lalu.

“Jadi basis datanya itu yang sedang kita perbaiki, misalnya kemarin dari sisi skala pengelompokan kelompok miskin dan miskin ekstrem kan ada perubahan dari Bank Dunia dan cara perhitungannya sehingga kita kemudian relatively sekarang sudah di angka 2 persen untuk kemiskinan ekstrem,” kata Suharso saat ditemui di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Senin (10/10/2022).

Adapun, basis data ini melalui Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) 2022. Sebagai informasi, Regsosek merupakan sistem dan basis data seluruh penduduk yang terdiri atas profil, kondisi sosial, ekonomi, dan tingkat kesejahteraan yang terhubung dengan data induk kependudukan serta basis data lainnya hingga tingkat desa dan kelurahan.

Ditemui terpisah, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Pungky Sumadi menambahkan pemerintah telah mengubah pendekatan kemiskinan, dari awalnya sektoral menjadi kewilayahan. Dengan cara ini, dia yakin pemerintah mampu mencapai target kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2024.

“Artinya apa? Setiap desa itu nanti akan memiliki ciri khas sendiri apa yang menjadi penyebab kemiskinan utama mereka. Nanti pemda [pemerintah daerah] membaca data setelah dianalisis Regsosek. Kemudian, dengan data monografi desa yang lebih akurat, itu mereka akan lihat, oh ternyata penyebabnya ini,” jelas dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper