Bisnis.com, JAKARTA – Pembatasan akses China terhadap teknologi Amerika Serikat diperkirakan memangkas pertumbuhan produsen chip semikonduktor terbesar di Negeri Panda Tersebut tahun depan.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (10/10/2022) Pemerintahan Presiden Joe Biden mengumumkan serangkaian pembatasan untuk menghentikan China mengembangkan kemampuan semikonduktor buatan sendiri.
Langkah-langkah tersebut termasuk pembatasan ekspor beberapa jenis chip AS yang digunakan dalam kecerdasan buatan dan superkomputer, dan juga memperketat aturan penjualan peralatan manufaktur semikonduktor ke perusahaan China mana pun.
Secara terpisah, AS juga menambahkan lebih banyak perusahaan China ke daftar perusahaan yang dianggap tidak terverifikasi. Hal ini berarti pemasok semikonduktor AS akan menghadapi rintangan baru dalam menjual teknologi ke entitas tersebut.
Analis Bloomberg Intelligence Charles Shum mengungkapkan Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC) diperkirakan mengalami penurunan penjualan tahun 2023 hingga 50 persen dari perkiraan sebelumnya karena pembatasan ekspor tersebut menghambat peningkatan kapasitas.
Bahkan sekitar 48 persen dari kapasitas produksi SMIC pada tahun depan akan membutuhkan peralatan dari pembuat alat AS seperti Lam Research Corp. dan Applied Materials Inc.
Baca Juga
Perkiraan tersebut didasarkan pada perhitungan Shum tentang kapasitas yang terpengaruh SMIC dan tidak termasuk dampak fluktuasi harga atau tingkat pemanfaatan.
Pembatasan terbaru dari AS ini diterapkan pada saat industri semikonduktor tengah bergulat dengan awal musim laporan pendapatan yang kurang menggairahkan. Hal ini lantaran kondisi kekurangan chip semikonduktor di seluruh dunia berubah 180 derajat menjadi kelebihan pasokan dalam hitungan bulan.
Produsen chip memori terbesar di dunia Samsung Electronics Co., dan produsen prosesor PC Advanced Micro Devices Inc. melaporkan kinerja pekan lalu yang menunjukkan perlambatan yang lebih dalam dari yang diperkirakan pada masa depan.
Analis Nomura Holdings Inc David Wong mengatakan pembatasan AS tersebut menjadi kemunduran besar terhadap China dan berita buruk bagi industri semikonduktor global.
“Upaya lokalisasi China mungkin juga berisiko karena mungkin tidak dapat menggunakan produksi chip massal yang canggih di Taiwan dan Korea,” tulisnya.
Analis Teneo Holdings LLC Gabriel Wildau mengatakan strategi baru menunjukkan AS terus berupaya membatasi gerak China saat ini, sehingga memungkinkan AS untuk meningkatkan keunggulannya.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menilai pembatasan AS yang akan mulai berlaku bulan ini tidak adil dan juga turut merugikan kepentingan perusahaan AS.
"Mereka menghadapi pukulan bagi industri global dan rantai pasokan dan pemulihan ekonomi dunia," pungkasnya.