Bisnis.com, JAKARTA — Sebagian negara Eropa seperti Jerman, Belanda, dan Belgia telah menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebagai dampak pemangkasan pasokan gas oleh Rusia.
Hal ini kian mengerek permintaan emas hitam itu sejalan dengan peningkatan kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik, sehingga harga batu bara melonjak signifikan.
Sayangnya, dengan kondisi cuaca dan masih minimnya pengadaan alat berat, akan sangat sulit bagi penambang di Tanah Air untuk memenuhi tingginya permintaan batu bara tersebut.
Berita tentang tarif listrik nonsubsidi yang tak mengalami kenaikan menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Jumat (7/10/2022). Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id
Berikut ini highlight BisnisIndonesia.id:
Baca Juga
Menjaga Momentum Pertumbuhan Manufaktur di Akhir Tahun
Konsistensi kebijakan pemerintah, insentif usaha, bantuan sosial, dan ketersediaan bahan baku, menjadi faktor penting untuk menjaga pertumbuhan manufaktur nasional di akhir tahun ini.
Aktivitas manufaktur pada September yang terjaga solid yang dimotori oleh pertumbuhan permintaan meningkatkan optimisme pelaku usaha.
Purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia yang dipublikasikan S&P Global mencatatkan 53,7 pada September, naik dari 51,7 pada Agustus. Perbaikan permintaan mengarah pada kenaikan produksi dan ketenagakerjaan yang lebih kuat selama bulan September.
Kendati manufaktur menguat, perubahan kebijakan pemerintah dan otoritas moneter, serta sentimen global telah menciptakan tantangan bagi aktivitas pelaku usaha di sektor riil.
Ada Jepang dan China di Megaproyek Mercusuar PLTA Kayan
Perkembangan megaproyek pembangkit listrik tenaga air atau PLTA Kayan Cascade terus menunjukkan kemajuan, meskipun masih dihadapkan pada berbagai tantangan terutama menyangkut persoalan perizinan.
Dalam perkembangan terbaru, PT Kayan Hydro Energy sebagai pelaksana proyek PLTA Kayan menggandeng Sumitomo Corporation untuk melanjutkan proyek yang berada di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara tersebut.
Kesepakatan bisnis tersebut ditandai dengan penandatanganan kerja sama oleh Direktur Utama PT Sumitomo Indonesia Kenicho Ishikawa dan Direktur Utama PT Kayan Hydro Energi (KHE) Andrew Sebastian Suryali, Kamis (6/10/2022).
Mengejar Cuan Ekspor Batu Bara di Tengah Keterbatasan Produksi
Kementerian ESDM telah menaikkan target produksi batu bara pada rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP), seiring dengan meningkatnya permintaan komoditas emas hitam itu dari sebagian negara Eropa dan India di tengah disrupsi pasokan energi global yang masih berlanjut.
Kapasitas produksi di dalam negeri dinilai relatif stabil hingga akhir tahun ini seiring dengan permintaan yang signifikan dari sejumlah negara non tradisional.
Menurut Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin, ketika itu, cadangan batu bara dari sejumlah perusahaan besar seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) terbilang cukup besar untuk memenuhi permintaan baru tersebut.
“Sumber batu bara dari kita masih cukup kok, termasuk yang besar-besar. Termasuk PTBA dan lain-lain masih cukup kita,” Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo) Anggawira, belum lama ini.
Indonesia, Negeri Maritim Minim Produksi Kapal
Presiden Joko Widodo sendiri telah memperkenalkan kebijakan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Namun, industri kapalnya masih jauh tertinggal.
Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi sebagai negara maritim yang kuat.
Dengan sekitar 17.500 pulau dangaris pantai sepanjang 81.000 kilometer, Pemerintah RI menempatkan industri perkapalan sebagai salah satu sektor industri prioritas untuk dikembangkan.
Presiden Joko Widodo telah memperkenalkan kebijakan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang diwujudkan dalam lima pilar utama.
Salah satu pilarnya adalah komitmen untuk membangun infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun jalan tol laut, pelabuhan laut, logistik dan industri perkapalan, serta wisata bahari.
Strategi Bisnis Pinjol Hindari Bayang-Bayang Kredit Macet
Industri financial technology alias fintech klaster peer-to-peer (P2P) lending merancang strategi di tengah bayang-bayang kredit macet.
Sebagai pengingat, beberapa waktu belakangan muncul keluhan dari para lender di platform dengan Tingkat Keberhasilan Bayar Pinjaman 90 hari (TKB90) rendah. Bahkan, para platform tersebut tercatat memiliki kinerja TKB90 yang jauh berada di bawah kinerja industri senilai 97,11 persen.
Situasi tersebut dibenarkan oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). Sekretaris Jenderal AFPI Sunu Widyatmoko mengakui pihaknya mulai menaruh perhatian terhadap fenomena ini, karena berpotensi memberikan dampak terhadap tingkat kepercayaan para pendana (lender).
“Kita sedang analisis lewat studi internal, apakah beberapa platform dengan kredit macet tinggi punya pengaruh terhadap industri secara keseluruhan, alias apakah ada Efek Pareto atau tidak,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Kamis (6/10/2022).