Bisnis.com, JAKARTA - Percepatan transisi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik yang dimulai dari sepeda motor bisa menjadi game changer.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan saat ini jumlah pengguna sepeda motor di Indonesia sekitar 133 juta lebih. Dari data tersebut, dia memperkirakan ada 5 juta permintaan dalam setahun. Bahkan, sebelum pandemi ada 10 juta. Tingginya permintaan ini, dinilainya bisa menjadi langkah awal transisi menuju kendaraan listrik yang dimulai dari motor listrik.
Oleh karenanya, dia juga mendukung pemerintah menargetkan sebanyak 2 juta sepeda motor listrik di Indonesia pada tahun 2025.
"Jadi pasarnya banyak sekali dan ini bisa menjadi game changer yang bisa mempercepat transisi ini,” ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (5/10/2022).
Menhub mengungkapkan, negara-negara di dunia telah sepakat untuk menurunkan kadar emisi sebesar 29 persen di tahun 2030 dan zero emisi di tahun 2060 dan hal tersebut bukanlah target yang ringan. Namun, dia meyakini adanya suatu equilibrium atau titik keseimbangan baru yang datang lebih cepat dengan adanya sinergi dan kolaborasi dari pemerintah, perguruan tinggi, pelaku industri dan masyarakat.
Menurut Menhub, tiga hal utama yang harus diperhatikan dan terus ditingkatkan adalah pertama yaitu kualitas baterai, memperbanyak stasiun pengisian atau tempat penggantian baterai yang bisa didapatkan dengan mudah, kualitas mesin dari kendaraan listrik.
Baca Juga
Semakin banyak pengguna sepeda motor listrik selain menyehatkan bumi dari polusi udara, juga diharapkan dapat membantu mengurangi subsidi energi BBM yang mencapai Rp502 Triliun. Dia juga mengharapkan subsidi ini akan berkurang seiring dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan listrik.
"Pemerintah sudah mendorong dengan regulasi, perguruan tinggi dengan penelitian, dan pelaku industri melaksanakan dengan masif dan memproduksi kendaraan listrik dengan harga yang lebih ekonomis dan dengan kualitas yang baik,” kata Menhub.
Sejumlah regulasi dan kebijakan telah dikeluarkan oleh Kemenhub dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Presiden (Perpres) No.55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan dan Instruksi Presiden (Inpres) No.7/2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
Pada kesempatan yang sama, SKP Diaz Hendropriyono mengatakan, diskusi pada kali ini fokus pada motor listrik, karena di Indonesia lebih banyak motor daripada mobil. Selain itu, harga motor listrik juga dapat lebih bersaing karena lebih banyaknya produsen kendaraan tersebut.
“Sudah ada 35 perusahaan motor listrik dibandingkan hanya 3 perusahaan mobil dan yang terakhir harganya juga lebih bersaing untuk motor. Artinya, untuk memenuhi target Presiden yaitu 2 juta motor, 2 juta kendaraan energi listrik pada 2025, kita bisa mendorong pengadopsian motor listrik,” tuturnya.